- VIVAnews/Anhar Rizki Affandi
VIVAnews- Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Muliaman Hadad mengatakan fokus OJK adalah menyelesaikan beberapa payung hukum yang diperlukan industri perbankan.
"Beberapa payung hukum yang sekarang sangat diperlukan apakah UU Pasar Modal, apakah UU Asuransi," ujar Muliaman di Gedung Bapepam LK di Jakarta, Kamis 9 Agustus 2012
Dalam pertemuan dengan kalangan perbankan, OJK juga menampung berbagai masukan dari asosiasi perbankan yang diperlukan sebelum program kerja OJK dimulai. Beberapa hal yang menjadi perhatian utama yaitu rendahnya rasio kredit ke PDB. "Apa yang kira-kira bisa kita sinergikan agar kemudian kontribusi sektor keuangan nasional terhadap pembangunan ekonomi," ujarnya.
Muliaman berharap industri keuangan mampu tumbuh dengan simbang di tengah ancaman krisis global. Muliaman juga berpesan kepada para bankir mengenai pengembangan good corporate governance (GCG) industri perbankan.
Sementara itu Chief Country Officer (CCO) Citibank Indonesia Tigor M Siahaan menyambut baik koordinasi industri perbankan dengan OJK. Menurutnya aturan GCG yang dikeluarkan Bank Indonesia sudah cukup baik. Ia menekankan perlu pemahaman yang sama antara pelaku bisnis dan regulator.
Sekedar informasi, Bank Indonesia sudah mengeluarkan aturan mengenai batas kepemilikan saham, dimana kepemilikan saham keluarga/ individu maksimal 20 persen, induk usaha non lembaga keuangan 30 persen dan perusahaan keuangan 40 persen.
Aturan ini hanya berlaku bagi bank yang memiliki tingkat kesehatan dan good corporate governance atau tata kelola (GCG) dibawah level 2. Sementara level 1 dan 2 tidak akan terkena aturan pembatasan kepemilikan saham mayoritas.
Bagi bank yang tingkat kesehatan dan GCG di level 3,4 dan 5, BI memberikan waktu melakukan pembenahan dan memenuhi standard dalam 3x6 bulan. Jika pada awal 2014 bank tidak mampu memenuhi aturan tersebut maka pemilik bank wajib melakukan divestasi.
Bawa Kabar dari Tanah Suci, Peran Media Optimalkan Penyelenggaraan Ibadah Haji
Mulai persiapan penyelenggaraan ibadah haji, tata cara, hingga kesehatan serta keselamatan selama di Tanah Suci dapat disebarkan secara luas dan cepat melalui media.
