Menyantap Satai dengan Jeruji Besi

Satai klatak
Sumber :

VIVAlife - Tusuk satainya bukan lidi atau bambu melainkan bekas jeruji sepeda. Sensasi ini yang bikin tamu seolah datang tak henti ke warung satai kambing Pak Pong di timur stadion Sultan Agung, Imogiri, Yogyakarta.

Menhub: Bandara Kulonprogo Beroperasi 2019

Satai Pak Pong ini lebih beken disebut sebagai Sate Klatak. Tak ada yang tahu apa sebenarnya arti dari Sate Klatak ini. Ada yang menyebut kalau klatak berasal dari suara jatuhnya jeruji sepeda ontel yang menjadi tusuk satai. Ada juga yang menebak, klatak ini adalah suara ketika daging kambing dibakar di tungku.

Atau menurut satu sumber, klatak artinya buah melinjo. Konon, saat kecil, ia punya kebiasaan bermain mencari buah melinjo yang lalu digunakan sebagai peluru ketapel untuk berburu burung. Setelah berhasil diketapel, burung, burung lalu dibakar dan dimakan beramai-ramai. Mereka memilih membakar dengan jeruji sepeda. Tujuannya, agar tahan lama dipanggang di atas bara. Namun, apapun namanya, kelezatan satai kambing ini yang bikin masyhur dan membuat pengunjung rela datang lagi dan lagi.

Penjelasan RS Sardjito soal Jenazah yang Dianggap Waluyo

Saat itu, saya bersama 9 kawan sengaja datang untuk menyantap satai kambing beken ini. Di muka warung, tampak panggangan yang seolah tak henti membakar satai. Juga anglo dengan arang yang terus digunakan untuk memasak tongseng dan tengkleng. Begitu pun dengan pekerja yang sedang memotong-motong paha kambing dan jeroan serta menusukkannya ke klatak. 

Setelah memesan satai, tongseng, dan tengkleng, tamu harus sabar menunggu sajian diantarkan ke meja. Tak ada salahnya untuk menyesap teh hangat dengan pemanis dari gula batu ala Yogya ini. Kenapa karena bentuk gulanya sedikit mirip gula batu, dengan warna yang kekuningan. Gula ini merupakan sisa-sisa kerokan pembuatan gula pasir yang pabriknya tersebar di sekitar tempat ini. 

Polda Yogya Bantah Tangkap Menantu Sultan Terkait Narkoba

Saat tiba di meja, ukuran satai klatak ini gendut-gendut. Walaupun terlihat kering dan minimalis oleh bumbu, saat dicicipi terasa dagingnya yang empuk. Tak melawan saat digigit. Meski masih tersisa sedikit bau prengusnya, namun hal itu justru yang jadi bumbu kelezatannya. Terlebih saat dikucuri kecap bertabur cabai rawit dan bawang. Hmmm...sedap!

Sama halnya saat menyantap tongseng dan tengkleng. Keduanya sama-sama berbumbu gulai, hanya tengkleng adalah bagian dari tulang kambing dan lebih kering, sedangkan tongseng adalah daging kambing dengan lemak yang berkuah banyak. Jika suka, tamu juga bisa meminta pepes otak kambing untuk dibuat menjadi tongseng. 

tongseng dan tengkleng di satai klatak imogiri

Kenyang menyantap semua hidangan, harga keseluruhan yang harus dibayar hanya Rp178.000. Bayangkan untuk 7 porsi nasi, 40 tusuk satai, 4 porsi tongseng, 3 porsi tengkleng, dan minuman. 

Alamat: Jl. Raya Imogiri Timur Km 10, Sebelah Timur Stadion Sultan Agung, Yogyakarta.

Jam buka: 11.00 - 22.00 WIB

Harga: Sekitar Rp20.000 per orang, sudah termasuk nasi, satai, tengkleng, tongseng, dan minuman.

Jika Anda punya pengalaman wisata kuliner saat mudik, share pengalaman Anda bersama kami. Ikuti @VIVAlife_ dan dapatkan hadiah voucher makan di restoran hotel bintang 5 di Jakarta. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya