Usai Lebaran, Daycare Eksklusif Laris Manis

Lovely Sunshine
Sumber :
  • dok. Lovely Sunshine

 

Momen Idul Adha, Ria Ricis Ungkap Rindu pada Moana

VIVAlife - Cuti lebaran telah usai. Babysitter belum kembali. Pembantu tak punya. Saudara yang bisa menjaga si kecil di rumah pun tak ada. Di tengah resah harus kembali bekerja di kantor, mereka mengandalkan tempat penitipan anak profesional atau daycare

Mereka bisa menitipkan si kecil di daycare terdekat dengan kantor. Mengantar pagi sebelum masuk kerja, lalu menjemputnya sepulang kerja. Semua kebutuhan anak terpenuhi tanpa perlu khawatir: pengasuh, makanan bergizi, permainan edukatif, hingga pengembangan karakter. 

Idul Adha di Tengah Perang, Puluhan Ribu Warga Palestina Salat di Masjid Al-Aqsa

"Anak tidak hanya dititipkan, dikasi makan, lalu dijemput, tapi juga mendapat pengasuhan cerdas sesuai usianya," ujar Balgie, seorang wanita karier yang merasakan betul keuntungan menitipkan anak di daycare

Balgies menjatuhkan pilihan di Lovely Sunshine. Selain memiliki fasilitas edukatif yang lengkap dan tenaga pengasuh profesional, daycare di kawasan Bendungan Hilir itu juga dekat dengan kantornya. Membuatnya lebih leluasa menengok buah hatinya saat jam makan siang. 

Potret Pilu Warga Palestina Salat Idul Adha di Tengah Reruntuhan Bangunan

"Antar jemputnya juga nggak repot," ujarnya. "Saya anter sekitar pukul 8 atau 9 pagi. Menyesuaikan jam masuk kantor saya. Jemputnya sepulang kerja, biasanya sekitar pukul 5 atau 6 sore."

Laris Kala Lebaran 
Menitipkan anak di daycare memang cukup praktis dan fleksibel. Bisa mengambil program bulanan bagi mereka yang tak percaya dengan pengasuhan babysitter atau pembantu. Bisa juga harian atau mingguan sesuai kebutuhan. 

Amanda Wangsa, pendiri sekaligus pemilik Lovely Sunshine, mengatakan, biasanya terjadi lonjakan konsumen selama periode lebaran. Banyak yang membutuhkan jasa pengasuhan anak saat babysitter atau pembantu mudik. 

"Seminggu sebelum lebaran biasanya mulai ramai, karena babysitter sudah mulai mudik, sementara orangtuanya belum bisa libur," ujarnya. "Dan, semakin ramai seminggu setelah lebaran karena biasanya pengasuh belum pulang tapi orangtuanya sudah harus kerja."

Fenomena serupa juga terjadi di The Harvest Daycare yang berlokasi di Gedung Veteran Semanggi. "Sebelum dan sesudah lebaran memang banyak orangtua nitipin anaknya. Sudah banyak yang booking dan daftar di tempat kami," kata Anita Kartini, selaku koordinator. 

Tempat penitipan anak Omah Cilik bahkan kewalahan menerima permintaan usai lebaran. Tak mau memaksakan kondisi yang membuat anak-anak titipan kurang perhatian, daycare di kawasan Duren Tiga inipun terpaksa menerapkan sistem waiting list. 

"Yang waiting list sehabis lebaran banyak. Kalau ada anak yang belum keluar kami belum bisa terima anak baru. Jadi yang waiting list harus sabar menunggu," ujar Yanita, pemilik Omah Cilik. 

Rumah Kedua 
Kemunculan daycare seolah menjawab kebutuhan wanita karier masa kini. Masing-masing menawarkan jasa penitipan anak dengan konsep pengasuhan edukatif.

Di Lovely Sunshine, anak-anak mendapat fasilitas eksklusif berupa toddler swimming, baby gym, massage, dan spa. Untuk anak 18 bulan ke atas ada preschool, berenang, field trip, dan toilet training. Ada juga fasilitas ASI eksklusif sampai usia dua tahun. 

Gambaran aktivitas dalam sehari. "Pagi, sarapan, mandi, lalu preschool pukul 9 sampai 11. Break, makan buah. Setelahnya makan siang, tidur atau istirahat.  Bangun, makan snack, lalu mandi. Sore dijemput sekitar pukul 5 atau 6," ujar Amanda. 

Rentang usia anak-anak yang dititipkan di daycare biasanya bayi sampai usia lima tahun. Satu pengasuh menangani sekitar dua sampai empat anak dengan biaya bervariasi. Bisa mencapai lebih Rp2 juta per bulan atau Rp180ribu per hari.

"Kalau di Harvest kebanyakan bayi. Untuk yang masih usia tiga bulan kami ajak berjemur pagi-pagi, ada juga fasilitas baby massage dan playground. Kami juga berikan informal education, seperti menggambar, mewarnai, sesuai usianya," kata Anita. 

Sementara anak-anak di Omah Cilik akan mendapat pola pengasuhan edukatif yang sangat homey. "Saya mau bikin penitipan ini menjadi bagian keluarga mereka. Panggil saya ibu, panggil anak yang lebih besar kakak, yang lebih kecil adik, anak yang lebih besar juga saya ajarkan mengalah," ujar Yanita. 

Baik Yanita, Amanda, maupun Anita memegang prinsip bahwa sebuah daycare tak sekadar menawarkan jasa penitipan anak, tapi juga harus mampu menunjukkan tanggung jawabnya dalam meningkatkan pendidikan, tata krama, moral, dan kemandirian anak. 

Striker FC Utrecht, keturunan Belanda-Medan, Ole Romeny

STY Ngeluh Soal Lini Depan, Erick Thohir Punya Solusinya: Striker Belanda Keturunan Medan

Pengamat sepakbola, Ronny Pangemanan mengatakan, saat ini Ketua Umum PSSI, Erick Thohir sedang berupaya membujuk striker FC Utrecht, Ole Romeny untuk memperkuat Timnas.

img_title
VIVA.co.id
17 Juni 2024