Terapi Ampuh Sembuhkan Luka KDRT

KDRT
Sumber :
  • istockphoto

VIVAlife - Sudah banyak diskusi atau penyuluhan yang bicara soal kekerasan yang terjadi di dalam ranah domestik atau rumah tangga. Banyak wanita yang menjadi korban seringkali enggan terbuka mengekspresikan pengalaman buruk yang menimpa.

Ada banyak alasan yang membuat mereka tutup mulut. Ada yang menganggap kasus KDRT sebagai masalah pribadi yang sebaiknya tak diumbar ke ranah publik. Ada yang merasa malu lantaran aib keluarga bakal terbongkar. Ada pula yang terpaksa diam karena mendapat ancaman.

Psikolog Klinis dari Yayasan Pulih, Jackie Viemilawati, menawarkan terapi naratif untuk membantu wanita yang menjadi korban KDRT lebih terbuka. Sekaligus membantu mempercepat pemulihan luka batin atau trauma yang biasanya muncul.

Terapi naratif dilakukan untuk melatih kemampuan seseorang untuk menyampaikan dan menjelaskan masalah yang menimpa dalam bentuk ekspresi diri. Tak melulu dengan cara menulis, tetapi dapat pula dengan mengajak bicara orang lain.

"Intinya adalah bagaimana seseorang mengkonstruksi tentang dirinya dan bagaimana itu dapat dibagikan kepada orang lain, misal dengan cara bercerita atau curhat," ujarnya di Jakarta. "Jangan kemudian merasa tak berdaya, tak berharga, dan menyerah pada keadaan."

Seorang penulis dan pembuat film asal Amerika Serikat, Esmeralda Santiago, sepakat bahwa semua korban KDRT bisa mendapat kembali kebahagiaan dengan cara-cara berikut:

1. Berani bicara
Berdasar data Komnas Perempuan Januari - Maret 2012, ada sekitar 395 kasus korban kekerasan terhadap wanita. Angka ini diyakini jauh lebih banyak mengingat banyak korban yang cenderung tak mau melapor.

Saat jalan komunikasi dengan pasangan tidak membuahkan hasil, cobalah belajar mengekspresikan persoalan diri dengan cara mencurahkan isi hati atau curhat. Mulailah komunikasi dengan orang-orang terdekat, seperti orangtua, sahabat, atau konselor.

2. Menulis Jurnal
Jika Anda merasa tidak nyaman untuk berbicara dengan keluarga atau sahabat, cobalah menulis jurnal atau catatan harian. "Menulis jurnal merupakan langkah sederhana untuk meluapkan ekspresi," kata Jackie.

Jika Anda hanya menulis di sebuah buku harian, mungkin tak akan berpotensi memicu masalah. Namun, perkara lain bisa jadi datang ketika Anda meluapkan ekspresi melalui media sosial, seperti Twitter, Facebook, atau blog.

Tak semua orang memiliki perspektif atau pemahaman sama. Masing-masing memiliki daya tangkap berbeda atas apa yang kita tulis. Jadi, perlu sedikit hati-hati dan waspada jika kita memilih media sosial sebagai media ekspresi diri.

"Maksud hati ingin memulihkan diri melalui media sosial, tapi banyak yang seringkali justru tidak siap dengan respons yang masuk. Karena bisa jadi tak semua respons memberi dukungan, siapa tahu justru muncul respons yang menyakitkan," ujar Jackie. (sj)

Taylor Swift Tolak Tawaran Manggung Rp 146 Miliar! Pilih Fokus ke Album Baru daripada Uang?
Menhan RI sekaligus presiden terpilih, Prabowo Subianto menerima telepon dari Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol (sumber foto: Tim Media Prabowo)

Prabowo: Tuduhan Prabowo-Gibran Menang Curang Lewat Bansos Sangat Kejam

Presiden terpilih Prabowo Subianto menepis tuduhan bahwa dirinya dan Gibran Rakabuming Raka memenangkan Pilpres 2024 dengan cara curang.

img_title
VIVA.co.id
19 April 2024