WTO: Pertikaian AS dan China Hambat Liberalisasi Perdagangan Global

Direktur Jenderal WTO Pascal Lamy
Sumber :
  • REUTERS/Denis Balibouse

VIVAnews - Direktur Jenderal Organisasi Perdagangan Dunia (WTO), Pascal Lamy, mengakui bahwa hingga kini aturan liberalisasi perdagangan tingkat global, seperti yang dirumuskan dalam "Putaran Doha," sulit diwujudkan. Namun, dia menyalahkan perseteruan Amerika Serikat dan China sebagai penyebab utama.

Berbicara dalam suatu forum di Washington DC pada Senin waktu setempat, Lamy menyatakan bahwa penerapan liberalisasi perdagangan global, seperti yang dibahas dalam pertemuan WTO di Doha pada 2001, untuk saat ini masih sulit terwujud.

Menurut dia, hambatan utama belum tuntasnya Putaran Doha adalah sengketa antara AS dan China, dua kekuatan utama ekonomi dunia. Mereka masih meributkan besaran potongan tarif industri bagi negara-negara maju dan berkembang.

"Bila AS dan China sepakat berkompromi mengenai masalah-masalah yang menyangkut tarif industri, saya kira gambaran besarnya akan berbeda," kata Lamy dalam pidato di acara diskusi yang diselenggarakan The Brooking Institution dan dikutip kantor berita Reuters.

Lamy mengakui bahwa WTO masih belum berhasil membuka pasar-pasar baru, namun dia menyatakan ada juga program-program yang berjalan.

Pengakuan Pelatih Tanzania soal Timnas Indonesia

"Walau fungsi negosiasi WTO berjalan mengecewakan, organisasi kami ini berjalan efektif di bidang-bidang lain seperti pemantauan dan pelaporan atas langkah-langkah pembatasan perdagangan yang diterapkan sejak krisis dimulai," kata Lamy merujuk resesi ekonomi global dalam empat tahun terakhir.

Dia juga mengemukakan peran WTO dalam mengatasi ketegangan-ketegangan soal isu perdagangan. "Mekanisme penyelesaian sengketa di WTO telah menangani sejumlah permasalahan dengan mengacu pada aturan yang disepakati. Bukan kebetulan bahwa kami kini menangani kasus tiga kali lipat lebih banyak dari 2011," lanjut Lamy.

Pandangan AS

7 Fakta Penis yang Anda Tidak Ketahui, dari Bisa Melengkung hingga Ganda

Bila Lamy menuding perselisihan AS dan China sebagai salah satu penghambat liberalisasi perdagangan global, Washington mempunyai pandangan lain.

Duta Besar AS untuk WTO, Michael Punke, dalam rapat di Kongres bulan lalu menyatakan bahwa organisasi perdagangan tersebut "tengah berada di persimpangan," karena gagal menerapkan Putaran Doha di samping kerasnya sikap China, Brasil, dan India atas perundingan soal aturan sektor jasa.

"Pandangan kami adalah WTO tidak bisa menyelesaikan masalah-masalahnya tanpa mengetahuinya terlebih dahulu," kata Punke.

Ribuan Warga Surabaya Pilih Berobat ke Malaysia, Netizen: Lebih Murah Pasti

AS lebih menyalahkan negara-negara berkembang, yang dianggap tidak bisa mendukung pasar-pasar baru yang layak, saat mereka juga menuntut potongan subsidi pemerintah atas produk pertanian AS dan tarif impor. (art)

BAE173 2ND FAN CONCERT IN JAKARTA ‘POLARIS”

Energi ELSE Indonesia Disebut Panas, BAE173 Mengaku Ingin Cepat Kembali ke Jakarta

Konser BAE173 2ND FAN CONCERT IN JAKARTA ‘POLARIS’ telah sukses memukau para penggemarnya, ELSE, di Balai Sarbini, Jakarta Selatan Sabtu 1 Juni 2024.

img_title
VIVA.co.id
2 Juni 2024