- VIVAnews/Nina Rahayu
VIVAnews - Tanah Kusir, Jakarta Selatan, memang bukan kawasan kuliner. Kondisi itu yang kemudian membuat Sofyan Hadi merasa tertantang untuk membuka restoran di daerah tersebut. Ia pun memilih lokasi strategis di pinggir jalan raya.
"Kami mulanya memang berkeinginan wirausaha dan sengaja menggunakan tema Jawa untuk menarik minat pembeli," kata Sofyan kepada VIVAnews di Jakarta, Jumat 25 Januari 2013.
Sofyan memulai bisnis restorannya sejak 17 Desember 2012. Konsep yang diusungnya adalah masakan tradisional asli Solo yang gurih dan manis. Ini yang menjadi ciri khas restorannya.
"Modalnya cukup lumayan, tetapi tidak sampai miliaran, dan kami sengaja mengusung bangunan Jawa. Jadi, memberikan ciri khas bagi pelanggan," ujarnya.
Sementara itu, soal memilih nama Solowi, menurut Sofyan, nama itu merupakan cerminan menu khas Solo yang disajikan di Betawi atau Jakarta. Namun, nama ini tidak ada hubungannya dengan gubernur DKI Jakarta saat ini, Joko Widodo, yang akrab disapa Jokowi. Sedangkan untuk nama "Sate dan Bebek" diangkat dari dua jenis hidangan yang menjadi menu andalannya.
"Konsep nama dan menu di restoran kami hanya ingin mematenkan nama yang diajukan sebelumnya dan sudah ada yang punya. Untuk itu diberikan nama 'Solowi'. Dan tidak sengaja, bertepatan dengan pengangkatan Pak Jokowi sebagai gubernur DKI Jakarta," jelasnya.
Sebelum memulai usaha di bidang kuliner, Sofyan sempat menimba ilmu pada pengusaha muda Sandiaga Uno. Selama pelatihan berlangsung, ia mendapatkan banyak pelajaran. Salah satunya, tentang konsep bisnis yang akan laris di masa depan.
"Salah satunya adalah bisnis makanan, kata Pak Sandiaga. Kalau saya fokus, akan menggiurkan, karena untung yang gede itu salah satunya di kuliner. Tetapi, juga harus diingat, ketika ada margin yang besar, risikonya juga besar," tutur Sofyan.
Sementara itu, untuk jenis makanan, ia tidak menemukan banyak kesulitan. Sebab, dia juga menjalin kerja sama dengan salah satu mitranya yang memang sangat jago dalam urusan makanan.
"Ide masakan dari mana saja. Biasanya kami mencoba banyak kuliner terlebih dahulu, setelah cari konsep-konsep rasa yang menarik," jelasnya.
Di Jakarta, Sofyan melanjutkan, belum ada brand "Sate & Bebek" dalam satu menu. Rata-rata, menu bebek dan sate disajikan secara terpisah, sehingga perpaduan dua jenis makanan tersebut memberikan tantangan tersendiri. Mulai dari segi rasa dan pemasakan yang membutuhkan waktu lebih lama.
"Kami harus memastikan timing pematangan daging yang benar. Biasanya kalau sate itu dibakar dalam waktu 10 menit, bebek juga dalam waktu 10 menit. Nah, dalam kondisi seperti itu, kami tidak bisa langsung banyak. Jadi, kematangannya harus besar dalam tempo yang cepat," tambahnya.
Menu andalan
Bicara soal menu masakan, Sofyan mengungkapkan, ada sekitar 20 jenis menu makanan dan 10 jenis minuman yang bisa jadi pilihan di restorannya. Salah satu menu andalannya adalah bebek panggang yang diracik dengan bumbu barbeque dicampur dengan kecap buatan sendiri.
Selain itu, para pelanggan akan dimanjakan dengan hidangan lain seperti sate ayam, sate buntel, sate jamur, gule, tongseng, dan garang asem. Beberapa menu itu bisa jadi pilihan yang pantas dicoba.
Menariknya, menu ini disajikan dengan harga yang relatif terjangkau. Mulai Rp2.000 hingga Rp54.000. Sementara itu, untuk minumannya, mulai Rp4.000-8.000.
"Ke depan, kami optimistis. Sebab, baru buka saja, dalam sehari memperoleh penjualan hingga Rp4 juta," tambahnya.
Bagi Anda penggemar teh, dapat menikmati teh aroma Solo yang diracik dengan cara tradisional menggunakan campuran gula putih transparan, sehingga rasa tehnya keset dan harum.
Jika Anda tertarik dengan makanan Solo ini, bisa langsung mampir ke Restoran Solowi yang buka pukul 10.00–22.00 WIB. (art)
