- VIVAnews/Ikhwan Yanuar
VIVAnews - Bank Indonesia (BI) mengungkapkan bahwa pangsa pasar (share) perbankan syariah di Indonesia relatif kecil, yaitu kurang lebih hanya lima persen.
Menurut Direktur Eksekutif Perbankan Syariah BI, Edy Setiadi, perbankan syariah di negara Kawasan Timur Tengah juga mengalami kondisi yang sama seperti ini.
"Share bank syariah di Mesir juga sekitar lima persen dari total keseluruhan perbankan," ujar Edy dalam bertajuk 'Pengelolaan Dana Umat dengan Prinsip Ekonomi Syariah' di Hotel Sultan, Jakarta, Selasa 29 Januari 2013.
Menurut Edy, dana pihak ketiga (DPK) mempunyai peran besar dalam peningkatan aset bank syariah. BI mencatat, pertumbuhan DPK dalam setahun mencapai Rp150 triliun pada pada akhir Desember 2012 atau meningkat 28,03 persen. Dengan rincian antara lain Rp86 triliun merupakan deposito, Rp46 triliun adalah tabungan, dan Rp17 triliun dalam bentuk giro.
"DPK masih menjadi pendorong aset perbankan syariah untuk peningkatan kinerja," katanya.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Grup Perbankan Syariah BI, Bambang Kiswanto, menjelaskan bahwa DPK perbankan syariah di tahun ini ditargetkan tumbuh 17 persen menjadi Rp168 triliun dalam kondisi pesimistis. Sedangkan dalam kondisi moderat, diharapkan DPK tumbuh 23 persen menjadi Rp177 triliun.
"Sedangkan dalam kondisi optimis, diperkirakan DPK tumbuh 29 persen menjadi Rp186 triliun," kata Bambang. (asp)
Harta Kekayaan Elon Musk Lenyap Rp 45 Triliun dalam Sekejap, Ini Penyebabnya
Imbas dari merosotnya kekayaanya Elon Musk tersebut kini mengalami penurunan kekayaan dari daftar orang terkaya di dunia dari posisi sebelumnya kedua kini menjadi ketiga.
