Bisnis Tas Rotan, Wanita Ini Raup Puluhan Juta

Angelina Yuri Pujilistiani (kiri), Pebisnis Tas Rotan
Sumber :
  • VIVAnews/Arie Dwi Budiawati
VIVAnews - Seorang wanita pemilik dan direktur beberapa perusahaan yang bergerak di bidang medis, ternyata mampu meraup untung dari bisnis baru yang geluti sejak Juni tahun lalu.
Pelatih Timnas Brasil Peringatkan Real Madrid soal Endrick

Yaitu, kerajinan tas yang berasal dari rotan, eceng gondok, mendong, pandan wangi, dan plastik. Tasnya pun lebih dikenal pasar luar negeri, daripada pasar lokal dan meraup omzet puluhan juta rupiah per bulan.
KLHK: 3,37 Juta Hektare Lahan Sawit Terindikasi Ada dalam Kawasan Hutan

"Tas-tasnya berbahan dari rotan, eceng gondok, pandan wangi, dan mendonga," kata Angelina Yuri Pujilistiani, founder sekaligus direktur PT Kristamedika dan PT Crysta Diagonistika, kepada VIVAnews di Jakarta, Rabu, 6 Februari 2013.
BI Catat Modal Asing Kabur dari Indonesia Rp 1,36 Triliun

Modal awal yang dia keluarkan untuk bisnis tas yang dinamakan De' Soare ini sebesar Rp10 juta rupiah. Kini, sudah menghasilkan puluhan juta rupiah per bulannya.

Dari bisnis tersebut, Angelina mampu mempekerjakan karyawan lepas yang berasal dari lingkungan sekitar rumah produksi tas itu yang bertempat di Yogyakarta.

Berawal dari hobi
Bisnis yang digeluti sejak Juni 2012 itu, ternyata berasal dari hobinya yang suka berbelanja. "Saya sangat suka fesyen dan rajin membeli tas. Kalau membeli tas, saya tidak pakai mikir," kata dia.

Angelina mengaku bahwa dia senang membeli tas impor yang bermerek. Harganya tidak tanggung-tanggung, bisa sampai puluhan juta sampai ratusan juta. Namun, karena harga tas branded yang terlampau mahal, lama-lama dirinya berpikir untuk membuat tas yang harganya terjangkau.

Alasannya, banyak temannya yang tertarik membeli tas kualitas KW hanya untuk bergaya. Mungkin orang awam, kata dia, tidak bisa membedakan tas asli dan tas palsu. Namun, orang yang paham tas tentu bisa membedakan tas asli dan tas palsu.

"Banyak teman saya yang dari kelas menengah ke bawah yang membeli tas KW," ujar Angelina.

Untuk itu, dia mencetuskan memproduksi tas buatannya dua bulan sebelum ulang tahun ke-36 Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia. Saat itu, ia menjadi ketua pelaksana dan mengangkat tema 'Bangga Memakai Produk Indonesia'.

Angelina di kesempatan itu mengajak para anggota UKM HIPPI untuk memajang produknya serta bekerja sama dengan desainer-desainer terkena dan ikut dalam pameran yang mengangkat batik yang diselenggarakan di Hotel Aryaduta.

Dia memajang tas-tas desainnya di pameran untuk memperkenalkan tasnya. Wanita yang bergelut di bidang farmasi ini merasa takjub, karena tas-tas buatannya nyaris ludes dibeli pengunjung. Bahkan, dia memiliki pikiran tas buatannya itu unik. "Dari ratusan tas saya yang saya pajang, sisanya tinggal sedikit," ujar dia.

Dari sanalah, dia melihat ketertarikan masyarakat terhadap produknya dalam negeri dan mulai serius untuk memproduksi barang kerajinan yang berbahan tumbuhan itu.

Tidak hanya itu, dia sempat juga mewakili Indonesia dalam pameran di Bangkok, Thailand, dalam acara 'Bangkok International Gift Fair and Bangkok International Houseware Fair 2012'.

Tas yang dia pamerkan juga habis terjual dalam waktu satu hari. Dalam pameran selama enam hari di Bangkok, dia mengaku merasa kebingungan saat stok tasnya tidak mencukupi untuk hari-hari selanjutnya.

Untungnya, seseorang dari pihaknya segera mengambil kembali persediaan tas untuk dipamerkan. Selama enam hari itu, tas-tasnya habis terjual dan banyak pesanan tas dari negara-negara luar.

"Dan dari situ terciptalah order-order dari berbagai negara, seperti Thailand, Jepang, Korea, Pakistan, India, dan Amerika," kata Angelina.

Dia juga mengaku bahwa pemasarannya di dalam negeri masih belum maksimal. Namun, tidak tertutup kemungkinan untuk orang lain yang ingin jadi reseller produk De' Soare dan memasarkannya di dalam negeri.

Semua produknya dia hargai dengan dolar. Tas berbahan rotan dihargai US$40-60, sedangkan tas berbahan di luar rotan dibanderol US$10-40.

Dia tidak hanya membuat tas yang rotan tetapi juga membuat hiasan bunga dari daun lontar dan ada hiasan dinding. Hiasan bunga satuan dihargai Rp10.000, sedangkan bunga yang sudah dirangkai seharga Rp250.000. Ada pula hiasan dinding yang dia banderol dengan harga Rp75.000.

Meskipun lebih berorientasi di pasar luar negeri, Angelina tetap membuka kesempatan bagi pembeli lokal yang hendak membelinya. Semua produknya dipajang di Grand Indonesia, Lt. 8 dekat bioskop Blitzmegaplex.

Selain itu, pembeli juga bisa menghubungi pemilik merek ini di 0215764552 dan bisa meniliknya lebih lanjut di situs www.desoare.com.
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya