Jejak Meteor di Rusia Minim, Ada Konspirasi?

Pecahan meteorit yang menghantam Rusia
Sumber :
  • Ria Novosti

VIVAnews - Ribuan pekerja darurat Rusia dikirim untuk membersihkan kerusakan dari meteor yang menghantam Pegunungan Ural pada Jumat pekan lalu.

Namun, para pekerja darurat tak menemukan satu pun fragmen dari meteor yang jatuh, sehingga memicu teori konspirasi tentang senjata rahasia dan azab dari Tuhan.

Sementara itu, tim penyelam dari Kementerian Keadaan Darurat Rusia pun telah memeriksa Danau Chebarkul di wilayah Chelyabinsk yang diduga sebagai lokasi jatuhnya meteor. Tim penyelam itu hanya menemukan benda kecil seukuran 1 cm, dan tidak menemukan fragmen meteor berukuran besar.

Kelangkaan bukti-bukti dari meteor yang telah menghancurkan sejumlah bangunan di Kota Chelyabinsk itu telah memicu sejumlah teori konspirasi.

Vladimir Zhirinovsky, pemimpin nasionalis Rusia pun angkat bicara. Kepada wartawan di Moskow, ia menduga kalau meteor itu adalah "war mongers," atau ajakan perang dari Amerika Serikat.

"Itu bukan meteor jatuh. Itu adalah senjata baru yang sedang diuji oleh Amerika Serikat," kata Zhirinovsky, dilansir Telegraph, 18 Februari 2013.

Bahkan, menurut Oksana Trufanova, aktivis hak asasi manusia di Rusia, mengatakan bahwa ia cenderung percaya kalau ledakan itu ada hubungannya dengan dunia militer.

Pendapat berbeda juga dikatakan oleh seorang pemuka agama yang tinggal di dekat lokasi ledakan meteor, ia menganggap itu adalah azab dari Tuhan.

Saat dikonfirmasi mengenai adanya konspirasi dari meteor yang jatuh ke seorang pejabat di Kementerian Keadaan Darurat Rusia, ia hanya mengatakan bahwa itu semua omong kosong.

Sebelumnya warga Chelyabinsk, sebuah kota yang berada 1.500 km dari sebelah utara Moskow, melihat cahaya terang di langit dan mendengar ledakan yang menyebabkan jendela dan atap rumah mereka rusak.

Badan Antariksa Rusia Roscosmos mengatakan saat meteor itu akan melewati atsmosfer kecepatannya mencapai 19 mil per jam. Kemudian setelah melewati atsmosfer kecepatan meningkat menjadi 125 mil per jam, sehingga jejaknya terlihat dari asap putih yang ada di langit.

NASA memperkirakan bahwa meteor itu berukuran 55 meter sebelum menabrak astmosfer dan beratnya sekitar 10.000 ton. Jika meledak di bumi diperkirakan ledakannya setara dengan 30 kali ledakan bom atom yang terjadi di kota Hiroshima pada Perang Dunia II.

Peristiwa ini menyebabkan sekitar 1.200 orang terluka. Sebanyak 52 di antaranya harus dirawat di rumah sakit. Bangunan di sekitar lokasi juga mengalami kerusakan. (eh)

Investasi di Indonesia, Menperin Ingatkan Apple harus Penuhi Aturan TKDN
Nikita Mirzani

Nikita Mirzani Bantah Buka Aib Mantan Kekasihnya, Pasca Sebut Alami Kekerasan Fisik dan Mental

Nikita Mirzani juga menyebut banyaknya orang yang menyalah artikan unggahannya itu malah membuat mereka bertindak seolah-olah mengenal sosoknya atau mantan kekasih.

img_title
VIVA.co.id
17 April 2024