- VIVAnews/Tri Saputro
VIVAnews - Anggota Komisi XI DPR Soepomo membantah terlibat dalam kasus penyelewengan dana bantuan bencana alam Cianjur. Legislator asal Fraksi Demokrat itu menyatakan, staf ahlinya yang 'bermain' di belakangnya.
Usai diperiksa Badan Kehormatan DPR, Selasa 19 Februari 2013, Soepomo menyatakan, staf ahlinya yang bernama Haris telah mencatut nama dia untuk mendapatkan dana tersebut. Bahkan, Soepomo menuding mantan pejabat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Cianjur Muhammad Sukarya yang telah melapor ke BK DPR telah bermain dengan staf ahlinya.
"Itu main di belakang saya. Dia (Sukarya) main dengan TA saya, nyetor dan menjual nama saya. Barangkali pakai atas permintaan atau bagaimanalah, saya nggak tahu. Lalu apakah dana yang disampaikan itu sebesar sekian atau bagaimana saya nggak tahu karena tidak pegang bukti," kata Soepomo.
Soepomo mengaku tak pernah menawarkan bantuan dana bencana alam tersebut. Terakhir bertemu dengan Sukarya pada tahun 2010, imbuhnya, yang bersangkutan datang ke kantornya dan mengajukan permintaan dana bantuan bencana alam.
"Jangankan memberikan tawaran, justru saya melarang. Saya kasih tahu, jangan main-main dengan anggota dewan. Saya bilang, langsung saja ke badan terkait, BNPB," ujar dia.
Saat ini, Soepomo mengaku telah memecat Haris sehari setelah staf ahlinya itu dipanggil oleh BK. Alasannya, Soepomo ingin menutup peluang agar staf ahlinya tersebut tak bermain dengan dana itu lagi. Namun, Soepomo justru mengaku tidak mengkonfirmasi kepada Haris perihal kabar penggelapan tersebut. "Nggak (konfirmasi), belum ketemu lagi."