- VIVAnews/Nurcholis Anhari Lubis
VIVAnews - Ketua Perhimpunan Bank-Bank Umum Nasional (Perbanas) Sigit Pramono, mengungkapkan ada tiga tantangan besar yang dihadapi calon tunggal Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo. salah satunya adalah masa transisi peralihan pengawasan perbankan yang akan beralih ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK) di awal tahun 2014.
"Sejak kehadiran OJK, ke depan BI harus fokus menangani persoalan makroprudensial dan tidak lagi mengatur dan mengawasi perbankan," kata Sigit kepada VIVAnews di Jakarta, Senin 26 Februari 2013
Tantangan kedua ialah kerjasama yang baik antara Gubernur BI bersama Menteri Keuangan, Ketua OJK dan Ketua Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) melalui Forum Stabilitas Sistem Keuangan (FKSSK) untuk menjaga stabilitas sistem keuangan. Tugas ini berlaku baik dalam situasi normal maupun ketika terjadi ancaman krisis keuangan.
"Forum atau komite sejenis ini sejak zaman orde baru secara legal belum pernah sekuat sekarang. Ini sangat penting, jika forum mengambil keputusan di dalam situasi krisis tidak lagi dipersoalkan secara positif," katanya.
Sedangkan tantangan ketiga adalah keberanian Gubernur Bank Indonesia yang baru untuk menafsir ulang arti independensi BI. Saat ini BI dikritik sebagai lembaga yang independen dari pemerintah namun belum mampu menjaga jarak terhadap parlemen.
"Undang-undang menjamin bahwa siapapun tidak boleh mengintervensi BI dalam menjalankan tugas. Ini bukan persoalan mudah karena Gubernur BI dipilih oleh DPR dan anggaran BI harus mendapatkan persetujuan DPR."
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono secara resmi telah mengajukan nama Menteri Keuangan (Menkeu) Agus Martowardojo sebagai calon tunggal Gubernur Bank Indonesia (BI) periode 2013 – 2018 mendatang. Masa jabatan Gubernur BI yang sekarang, Darmin Nasution, akan berakhir pada 23 Mei 2013 ini.
Baca profil lengkap Agus Martowardojo
(eh)