Kronologi Penembakan 8 TNI di Puncak Jaya

Delapan peti untuk prajurit TNI yang tewas di Papua
Sumber :
  • VIVAnews/Banjir Ambarita
VIVAnews
- Kepala Pusat Penerangan TNI Laksamana muda TNI Iskandar Sitompul menjelaskan penembakan dan penghadangan terhadap anggotanya di dua lokasi berbeda di wilayah Puncak Jaya, Papua, yang dilakukan oleh Gerakan Pengacau Keamanan (GPK) bersenjata yang mengakibatkan delapan prajurit TNI gugur.


Pada kejadian pertama, sekitar pukul 09.30 WIT, pos Maleo Yonif 753/AVT yang berada di Distrik Tinggi, Nambuk, Puncak Jaya diserang oleh GPK bersenjata yang mengakibatkan dua prajurit TNI terkena tembakan.


Keduanya yakni Lettu Inf Reza Gita Armena mengalami luka akibat tembakan pada lengan sebelah kiri sedangkan Pratu Wahyu Prabowo terkena tembakan bagian dada sebelah kiri yang mengakibatkan gugur di tempat.
Sri Mulyani Buka Suara soal Harga Sepatu Rp 10 Juta Kena Pajak Rp 31 Juta


Realme Menyapa Pengguna Lewat WhatsApp
Kejadian kedua, kata dia, yakni terjadi sekitar pukul 10.30 WIT. Kembali  prajurit TNI anggota Koramil Sinak Kodim 1714 Puncak Jaya dihadang pada saat akan mengambil barang kiriman berupa alat komunikasi di Bandara Sinak yang dikirim dari Nabire dengan berjalan kaki.

Cathy Sharon Blak-blakan! Ungkap Transformasi Diri Jadi Single Mom

"Akibatnya penghadangan oleh GPK bersenjata, tujuh anggota TNI gugur," ujar Iskandar dalam jumpa pers di Mabes TNI, Selasa 26 Februari 2013.


Selanjutnya, saat akan melakukan evakuasi pada Jumat 22 Februari 2013 lalu, di Bandara Sinak, Puncak Jaya, Papua, pesawat helikopter jenis Puma TNI AU HT-3318 kemudian ditembak GPK bersenjata yang mengakibatkan satu kru pesawat atas nama Lettu Tek Amang Rosadi,  menderita luka-luka pada bagian tangan sebelah kiri dan empat kru heli lainnya selamat.


Helikopter mengalami pecah kaca pada bagian kanan tengah dan bagian depan pesawat juga terkena tembakan yang menyebabkan autopilot pesawat tidak berfungsi.


"Heli yang dipiloti Mayor Penerbang Asep Wahyu Wijaya akhirnya memutuskan balik menuju Mulia, Puncak Jaya. Proses evakuasi dilanjutkan menggunakan pesawat MI17, namun cuaca saat itu buruk, sehingga proses evakuasi ditunda esok harinya," katanya.


Selanjutnya, pada Minggu 23 Februari, seluruh korban dapat dievakuasi ke Jayapura dan langsung diadakan penyerahan jenazah secara militer dan sesuai permintaan keluarga korban, seluruh jenazah dimakamkan ke daerah masing-masing.


Iskandar menambahkan, sampai saat ini TNI belum mendatangi lokasi kejadian sambil menunggu evaluasi semua kegiatan di Papua. (eh)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya