VIVAnews - PT Sky Aviation mengungkapkan beberapa alasan untuk tetap memilih pesawat Sukhoi Super Jet 100 (SSJ 100), meski dalam uji coba terbang tanpa rute tertentu (joy flight) di Indonesia menabrak Gunung Salak, Bogor, pada 9 Mei 2012. Salah satunya adalah pesawat buatan Rusia ini tidak boros bahan bakar.
"Alasan ekonomis. Pesawat ini sangat hemat bahan bakar, karena harga BBM sangat tinggi," kata Direktur Utama Sky Aviation, Krisman Tarigan, dalam acara "Inaguration Pesawat Sukhoi Superjet 100 PK-ECL Sky Aviation" di Angkasa Pura Lounge, Bandara Halim Perdana Kusuma, Jakarta, Kamis 28 Februari 2013.
Dia menambahkan, kapasitas pesawat tersebut juga tidak banyak, karena hanya 100 penumpang. Kondisi itu mempercepat pesawat terisi penuh penumpang, dan bisa mendarat di landasan yang lebih pendek. "Ini adalah alasan, mengapa kami memilih pesawat ini," ujar Krisman.
Krisman mengatakan bahwa pesawat ini mampu menghemat 60 persen bahan bakar yang dikonsumsi pesawat jet lainnya.
Dilihat dari kinerjanya, dia melanjutkan, pesawat ini mampu mendarat di bawah ketinggian 2.000 meter dan terbang di bawah 40 ribu kaki. Pesawat itu juga bisa menampung muatan hingga lima ton. "Tidak seperti pesawat lainnya," jelas Krisman.
Krisman juga sempat menanyakan pendapatnya kepada para pramugari dan pilotnya. Menurut mereka, pesawat ini cukup memadai dan mempermudah pekerjaan mereka.
"Penumpang bisa melintas saat pramugari mendorong troli dan tidak perlu menumpang di kursi penumpang yang lain, karena bahu pesawat ini sangat lebar. Selain itu, pilot senang karena kokpitnya nyaman dan suaranya senyap," ujarnya.
Sky Aviation diketahui membeli 12 pesawat dari Sukhoi Civil Aircraft Company (SCAC). Namun, baru satu pesawat yang didatangkan ke Indonesia. Pesawat yang datang ini akan ditempatkan di Makassar sebagai home base dan tujuan Makassar-Sorong (PP), Sorong-Jayapura (PP), Makassar-Luwu (PP), Makassar-Balikpapan (PP), dan Makassar-Denpasar (PP).
Krisman mengatakan, rencananya pada tahun ini akan didatangkan lagi lima unit pesawat. Kemudian, pada 2014, akan ada tiga unit pesawat, dan empat unit siap didatangkan pada 2015. (art)