Konsumsi Domestik Penjaga Ekonomi Indonesia

VIVAnews - Konsumsi domestik menjadi kunci utama untuk menjaga pertumbuhan ekonomi Indonesia agar bisa tetap tumbuh positif. Konsumsi domestik menyumbang 65 persen pertumbuhan Indonesia.

Hal itu disampaikan ekonom Universitas Indonesia Chatib Basri dalam seminar dampak krisis global di Gedung Lemhannas, Selasa, 17 Maret 2009.

Chatib mengatakan kalau dari sektor konsumsi domestik ini bisa dipertahankan tumbuh 4,5 persen, maka pertumbuhan ekonomi Indonesia sudah disumbang 2,6 persen. Sisanya, untuk memenuhi pertumbuhan ekonomi nasional 4,5 persen, harus dipacu dari belanja pemerintah dan kegiatan ekonomi lain.

"Jadi pertumbuhan 2009, dirasa masih akan positif," kata Chatib. Belanja pemerintah sendiri dalam APBN, porsinya mencapai 10 persen GDP. "Langkah-langkah ini ditempuh agar aktivitas ekonomi kita tetap positif," katanya.

Untuk menggairahkan ekonomi, pemerintah saat ini telah mengucurkan stimulus fiskal yang angkanya mencapai Rp 73,3 triliun.

Stimulus fiskal, adalah salah satu upaya untuk mencegah perlambatan perekonomian global. "Jadi dengan perkiraan pertumbuhan ekonomi dari IMF yang minus 0,5 sampai minus satu setengah persen tahun ini, artinya kebijakan yang diperlukan itu lebih besar untuk melepaskan dari krisis," katanya.

Sehingga dari pertemuan G20 akhir pekan lalu, disepakati stimulus fiskal tahap dua pada 2010 minimal adalah 2 persen PDB. Namun, lanjut Chatib, kebutuhan stimulus fiskal ini pun tergantung negaranya.

Spesifikasi Motor Listrik Murah Harga Rp2 Jutaan di GIIAS 2024