Cinta Dalam Kardus: Pelajaran Cinta dari Sekotak Kardus

VIVAlife - Raditya Dika kembali menghadirkan kisah cinta yang umum dialami oleh setiap remaja melalui film 'Cinta Dalam Kardus'. Dalam film garapan sutradara Salman Aristo ini, mengambil kisah seorang remaja lelaki bernama Miko yang menghadapi masalah dengan pacarnya, Putri. Menurutnya istilah I love you just the way you are malah menandakan untuk segera berpisah, dan itulah yang Miko rasakan. Ia mulai mempertimbangkan untuk putus.

Untuk melepas penat memikirkan permasalahannya dengan Putri, Miko memutuskan untuk melakukan stand up comedy di salah satu cafe. Sebelum berangkat, Miko sempat kaget ketika menemukan kardus yang berisi barang-barang nostalgia peninggalan 21 mantan gebetan-nya yang seharusnya dibuang.

Namun akhirnya Miko membawa serta kardus itu ke cafe, rencana ingin membuang kardus itu pun harus ditunda karena ketika naik panggung Miko melihat ada pasangan ABG (anak baru gede) yang terlihat sedang kasmaran. Mulailah ia bercerita mengenai perjalanan cintanya dengan ke-21 mantan gebetan-nya itu.

Semua barang-barang yang mengingatkan Miko dengan perempuan-perempuan yang pernah dekat dengannya ia letakkan di dalam kardus. Miko pun berhasil mengubah suasana café yang berwarna merah jambu, menjadi abu-abu ketika orang-orang mulai ikut skeptis pada cinta. 

Namun, ada satu benda yang mengubah pemikiran Miko, sebuah batu koral dalam kardus yang membuat bikin Miko jungkir balik. Sebuah benda yang mengingatkan Miko dengan kenangan lama bersama seseorang yang sangat ia cintai. Seseorang yang mengajari Miko tentang arti cinta yang sebenarnya.

'Cinta Dalam Kardus' sebuah film komedi romantis yang segar dan sedikit menyentil mengenai hubungan percintaan remaja-remaja saat ini. Mungkin anda juga familiar dengan nama Miko, karakter Miko memang diambil dari serial yang populer di YouTube berjudul Malam Minggu Miko.

Meski demikian, menurut sang sutradara, cerita Miko di sini cukup berbeda dengan cerita di YouTube. Yang unik lagi, setting yang menggunakan kardus dirasa cukup kreatif dan ternyata bisa membuat hidup film yang skenarionya juga ditulis oleh Rasitya Dika itu.