Omar S Anwar

Menemukan, Menambang, dan Mengembangkan

Dunia perbankan kini tak lagi digelutinya. Mantan Direktur Consumer Finance Bank Mandiri Omar Sjawaldy Anwar kini beralih menggeluti dunia pertambangan dengan bergabung dengan Rio Tinto, perusahaan tambang kelas kakap asal Australia.

Kala itu, 19 Agustus 2008, Rio Tinto mengumumkan secara resmi Omar S Anwar sebagai direktur utama Rio Tinto Indonesia. “Sebenarnya dunia pertambangan bukan hal baru bagi saya,” aku laki-laki kelahiran Jakarta 48 tahun silam. Sebelum menggeluti perusahaan perbankan, Omar sempat berkarir di perusahaan minyak asal Amerika Serikat, Huffco sejak 1983-1989 sebagai akuntan dan analis.

Suami Sintawati ini lalu bergabung ke Citibank NA. Pada 1998, Omar sempat mampir 1998, pindah ke PT Global Mediacom Tbk (dulu Bimantara Citra). Omar yang suka berenang ini, menjabat sebagai Vice President Consumer Banking ABN Amro di tahun 1998.

Tak tanggung-tanggung, Rio Tinto memberi PR kepada Omar untuk mengembangkan proyek tambang nikel di Sulawesi Tengah dan Sulawesi Tenggara.

Kepada VIVAnews, bapak tiga anak ini menceritakan kisahnya saat dipinang oleh Rio Tinto. Berikut petikan wawancaranya:

Bisa diceritakan awal Anda bergabung dengan Rio Tinto?
Saya ditawari, kemudian saya bertemu dengan pihak Rio Tinto pusat untuk wawancara, kemudian terpilih. Kebetulan tugas saya di Bank Mandiri sudah selesai.

Apa yang membuat Anda tertarik bergabung?
Sebenarnya dunia pertambangan bukan hal baru bagi saya. Sebelumnya saya pernah bekerja di perusahaan minyak di Huffco, karena saya mendapat beasiswa S1 dari Huffco, kemudian ikatan dinas.

Berapa lama Anda di Huffco?
Enam tahun, dari 1983-1989. S2 saya mengambil MBA di bidang keuangan, setelah itu baru kembali ke Jakarta.

Tantangan apa yang Anda dapat setelah bergabung dengan Rio Tinto? 
Tantangan di industri mining (pertambangan) beda dengan perbankan yang merupakan industri jasa pelayanan dan bersifat transaksi. Sementara di mining kami lebih banyak mencari, menambang, dan mengembangkan mineral yang ada di bumi.

Di sini mengkaitkan aspek geologi, engineering, community, juga kedaulatan suatu negara. Apakah di Indonesia maupun di negara lain. Aspek hukum yang menyangkut pemerintah pusat maupun daerah yang harus dihormati dan dipatuhi. Apalagi Rio Tinto perusahaan asing.

Di samping itu, kerja di pertambangan lebih panjang, sifatnya project base. Setelah menyelesaikan proyek nikel Sulawesi, kami juga akan merambah intan dan emas. Ini yang menjadi tantangan.

Apa visi dan misi Anda dalam memimpin Rio Tinto?
Visi kami adalah menemukan, menambang, dan mengembangkan produk-produk pertambangan, khususnya di Indonesia. Sebab, Indonesia merupakan salah satu dari 10 negara di dunia yang memiliki variasi kekayaan mineral yang beraneka ragam. Jadi potensinya luar biasa.

Sementara misi kami dalam waktu dekat segera mewujudkan sulawesi nickel project. Insyaallah tinggal sedikit lagi bisa terwujud. Kami berharap Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah bisa mendukung.

Dalam proyek ini kami juga berencana membangung smelter (industri pemurnian biji timah atau nikel) agar nikel ini bisa diolah menjadi logam. Ini sebagai nilai tambah proyek.

Kunjungan ke Jepang, Sekjen Kemnaker Terus Berupaya Tingkatkan Kerja Sama Pengembangan SDM
Ilustrasi sidang kode etik anggota polisi

5 Polisi di Kolaka Ditangkap karena Keroyok Warga hingga Babak Belur, Kapolres Minta Maaf

Di lokasi kejadian, 5 polisi tersebut berlagak preman dengan menodong senpi ke korban lalu menghajar secara membabi buta.

img_title
VIVA.co.id
23 April 2024