Sekjen PBB Imbau Perang di Suriah Berhenti Selama Ramadan

Selasa, 9 Juli 2013 - 10:43 WIB
Oleh :
Sumber :
  • ANTARA/Widodo S. Jusuf
Photo Mini 1
VIVAnews
- Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-bangsa Ban Ki-moon mengimbau peperangan di Suriah dihentikan selama bulan Ramadan. Dalam pernyataannya, Senin 8 Juli 2013, Ban menyatakan Ramadan adalah satu dari empat bulan di Kalender Islam, di mana pertempuran sebaiknya dihentikan.


"Demi rakyat Suriah, saya ingin mengimbau semua pihak di Suriah menghormati kewajiban agama untuk setidaknya satu bulan," kata Ban menandai masuknya Bulan Ramadan yang umumnya dimulai Selasa, 9 Juli 2013.


"Saya mengimbau setiap unit militer dari angkatan bersenjata dan Tentara Pembebasan Suriah, setiap orang yang memegang senapan, berhentilah berperang dan menawarkan bulan ini sebagai damai untuk hadiah bagi semua orang dan seluruh Suriah."
Baca Juga :
Tiba di Jeddah, Jemaah Haji Indonesia Langsung Nikmati Air Zam-zam Gratis


Baca Juga :
Biduran Jadi Trending Topic di X, Dari Gatal Bisa Mengancam Nyawa? Kenali Penyebab dan Gejalanya
Sudah lebih dua tahun, tentara loyal pada Presiden Bashar Al Assad dan pemberontak bertempur dalam perang yang akhirnya berkembang jadi konflik sektarian. PBB memperkirakan 90 ribu orang telah meninggal sejak pemberontakan muncul Maret 2011.

Baca Juga :
Gigi Hadid dan Bella Hadid Sumbangkan Dana Sebesar 16 Miliar Untuk Bantuan Kemanusiaan di Palestina

Presiden baru dari Koalisi Nasional Suriah yang beroposisi, Ahmad Jarba, menyampaikan pada Minggu lalu bahwa dia siap menawarkan gencatan senjata selama bulan suci.


"Saya sadar ini mungkin tidak realistis," kata Ban. "Perdamaian hanya bisa melalui negosiasi serius. Namun saya yakin bahwa rakyat Suriah punya hak untuk meminta ini pada setiap orang yang bertempur atas nama mereka." (Reuters | umi)
Halaman Selanjutnya
"Saya sadar ini mungkin tidak realistis," kata Ban. "Perdamaian hanya bisa melalui negosiasi serius. Namun saya yakin bahwa rakyat Suriah punya hak untuk meminta ini pada setiap orang yang bertempur atas nama mereka." (Reuters | umi)
Halaman Selanjutnya