Sumber :
- arcticfocus.com
VIVAnews -
Puasa wajib dilakukan umat Muslim di bulan Ramadan, mulai dari terbit fajar hingga terbenam Matahari. Namun, bagaimana berpuasa jika Matahari selalu terbit, tidak pernah tenggelam?
Ini yang membuat pusing sekitar 800 umat Muslim di Tromso, wilayah Arktik di Norwegia. Di wilayah ini, Matahari akan tetap terbit hingga 26 Juli mendatang, hampir setengahnya bulan Ramadan.
Walaupun Matahari tetap akan tenggelam, kegelapan baru akan tiba di wilayah ini pada 18 Agustus mendatang. Situasi yang sama dialami oleh Muslim di wilayah Skandinavia atau Alaska.
Sandra Maryam Moe, manajer masjid Alnor Senter di Tromso, mengatakan bahwa puasa mustahil dilakukan menggunakan perhitungan Matahari di wilayah ini. Solusi berusaha dicarikan sejak 2006, fatwa ulama juga terus diburu.
"Dua tahun terakhir, Ramadan datang di periode Matahari tengah malam, artinya tengah malam pun masih ada Matahari selama Ramadan," kata Moe, dilansir
The National
, pekan ini.
Akhirnya, solusi dihasilkan setelah Islamic Centre of Northern Norway mengumpulkan para imam dan pemimpin agama di wilayah Troms dan Finnmark, tempat sekitar 2.000 Muslim tinggal. Kesimpulan berhasil didapatkan, fatwa dikeluarkan, dan bisa diterapkan oleh seluruh Muslim di wilayah utara Norwegia.
"Jadi, sistem waktu Mekkah akan digunakan untuk wilayah yang siang harinya melebihi 20 jam. Ini adalah batasan yang jelas dan mayoritas Muslim akan bisa menegakkannya," lanjutnya.
Baca Juga :
Respons Polisi soal Pengakuan Mengejutkan Sopir Truk Pemicu Kecelakaan Beruntun di GT Halim
Baca Juga :
Cak Imin Dikabarkan Maju Pilgub Jatim, PKB Ingin Fokus di MK Dulu: Tidak Lama Hanya 14 Hari
Di Swedia, tempat sekitar 500.000 Muslim, juga mengikuti waktu kota terdekat. Salah satunya Muslim di kota Boden, utara ujung Swedia yang mengikut waktu puasa di Malmo, sebelah selatan.
"Tidak ada pilihan lain selain menggunakan waktu Malmo. Bagaimana lagi? Juli ini Matahari tidak pernah tenggelam, hanya naik turun selama seperempat jam," kata Abdel Ahmania, warga Boden.
Keputusan ini mengikuti perintah dari dewan fatwa Arab Saudi yang mengatakan bahwa kota-kota ini tetap harus melaksanakan lima salat wajib selama 24 jam, walaupun Matahari tidak bisa menunjukkan waktu.
"Siapa pun yang tinggal di negara di mana Matahari tidak tenggelam selama musim panas, dan tidak terbit selama musim dingin, atau siang harinya bertahan selama enam bulan, dan malamnya enam bulan, tetap harus melakukan salat lima waktu selama 24 jam," bunyi fatwa Saudi.
"Mereka harus memperkirakan waktu berdasarkan negara terdekat, tempat salat lima waktu bisa ditetapkan. Hal sama juga berlaku untuk puasa Ramadan," lanjut fatwa itu lagi. (art)
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
"Tidak ada pilihan lain selain menggunakan waktu Malmo. Bagaimana lagi? Juli ini Matahari tidak pernah tenggelam, hanya naik turun selama seperempat jam," kata Abdel Ahmania, warga Boden.