Jepang Bantu RI Bangun Pembangkit Panas Bumi

Uji sumur perdana lokasi pemboran panas bumi Muara Labuh, Solok Selatan
Sumber :
  • Antara/ Iggoy el Fitra
VIVAnews
- Pemerintah Jepang berkomitmen untuk investasi pembangunan infrastruktur energi terbarukan, yaitu dengan membantu mengembangkan pembangkit listrik panas bumi.


Hal itu disampaikan oleh
Senior Vice Minister for Economic and Fiscal Policy
Jepang, Yasuthosi Nishimura, ketika menyambangi Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Senin 15 Juli 2013.

Hakim Tunda Sidang Kasus Korupsi Kementan Gegara SYL Diare

Nishimura menjelaskan, Jepang memiliki berbagai teknologi yang akan membantu Indonesia memanfaatkan energi panas bumi. "Kami sepakat bekerjasama bilateral di bidang energi, dan infrastruktur energi terbarukan serta panas bumi," ujarnya.
Eks Sekjen Kementerian Pertanian Jadi Saksi di Sidang Etik Nurul Ghufron pada 2 Mei


Berbulan-bulan Banjir Tak Kunjung Surut, Daerah di Bulak Barat Depok Ini Bak Kampung Mati
Dalam kesempatan tersebut, ia juga menyampaikan dukungannya dalam pembangunan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) Jawa Tengah berkapasitas 2x1.000 Mw. Konsorsium J-Power, Itochu dan Adaro terpilih membangun PLTU senilai Rp30 triliun tersebut.

"Kami memiliki teknologi paling efisien sehingga menguntungkan Indonesia," ujarnya.


Menanggapi hal itu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Hatta Rajasa, menjelaskan jika beroperasi, PLTU Jawa Tengah merupakan pembangkit listrik terbaik dan terbesar di Indonesia. Terkait pembebasan tanah, ia meminta pemerintah Jepang untuk tidak khawatir.


"Jawa Tengah ada kekhawatiran soal pembebasan lahan tersendat. Saya sampaikan tadi sudah 200 hektare terbebaskan, sehingga relatif kecil," ujarnya.


Mengenai panas bumi, Hatta meminta investor Jepang mengembangkan potensi geothermal di Lampung, Sumatera Selatan, Sumatera Barat, dan Sumatera Utara. Selain itu, Hatta juga menawarkan berbagai proyek seperti pembangunan pelabuhan hingga industri manufaktur.


"Pemerintahan baru Jepang terkenal dengan Abenomics, yang akan memberi kontribusi pada perekonomian global termasuk Indonesia," ujarnya. (art)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya