Kapal Bermuatan 300 Ton Tenggelam di Pelabuhan Semarang

Kapal tenggelam di Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang.
Sumber :
  • VIVAnews/Puspita Dewi

VIVAnews – Kapal Berkat Rahmat Usaha yang memuat berbagai barang seberat 300 ton, tenggelam di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang, Rabu 31 Juli 2013. Kapal itu tenggelam karena dihantam ombak besar di perairan Jepara.

Hamdoli, seorang saksi mata, menceritakan kapal mulai tenggelam pukul 07.00 WIB setelah tiba di demaga Pos 2 Pelabuhan Tanjung Emas sekitar pukul 04.00 WIB. “Jam 07.00 pagi tenggelam pelan-pelan, jam 08.00 sudah tenggelam banyak,” kata Hamdoli di Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang.

Kepala Bidang Keselamatan Berlayar Patroli dan Penjagaan Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai (KPLP) Syahrul Nugroho mengatakan, kapal tersebut sesungguhnya berangkat Selasa malam kemarin menuju Ketapang, Kalimantan. Namun baru tiba di perairan Jepara, kapal dihantam ombak besar sehingga kapten kapal, Jamal, memutuskan untuk kembali ke Pelabuhan Tanjung Emas.

Selama perjalanan ke Semarang, mesin penyedot air masih mampu mengatasi air yang masuk ke dalam kapal. Namun ketika kapal berlabuh, air yang masuk melalui buritan semakin banyak. Hingga kini awak kapal Berkat Rahmat Usaha dibantu awak kapal lainnya berusaha menyelamatkan barang-barang yang mengapung seperti LPG 3 kg, LPG 12 kg, makanan ringan, kasur, mebel, paving, dan beton.

Saat ini bagian belakang kapal sudah tenggelam, sedangkan haluan masih menyembul ke atas. Petugas pelabuhan berusaha melokalisir tumpahan bahan bakar kapal yang mulai menyebar di air menggunakan Oil Boom yang dibentangkan mengelilingi kapal.

Di Festival Kuliner Ini, Bisa Icip 20 Jenis Soto Berbeda

Petugas juga menyemprotkan cairan Dispersant yang digunakan untuk menghancurkan minyak. Sejumlah sopir jasa ekspedisi berdatangan untuk melihat kondisi barang yang mereka titipkan ke kapal tersebut. (eh)

Suasana di Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP). (foto ilustrasi)

Percakapan Terakhir Mahasiswa STIP dan Senior Sebelum Dianiaya

Polisi mengungkap motif penganiayaan terhadap Putu Satria Ananta Rustika (19), mahasiswa di Sekolah Ilmu Tinggi Pelayaran (STIP) Jakarta, hingga tewas dianiaya seniornya.

img_title
VIVA.co.id
6 Mei 2024