Sumber :
- VIVAnews/Adri Irianto
VIVAnews
- Bank Indonesia mewaspasai dampak gejolak ekonomi global yang sedang terjadi saat ini. Hal ini tercermin dari asumsi pergerakan nilai tukar di tahun 2014.
Gubernur BI Agus Martowardojo, Rabu 28 Agustus 2013, menyatakan, menurut perkiraan, nilai tukar rupiah di tahun 2014 akan berada di kisaran 10.500 hingga 10.800 terhadap dolar. Posisi nilai tukar ini sejalan dengan fundamental ekonomi Indonesia.
"Jumlah cadangan devisa kita sekarang US$ 90 miliar, waktu tahun 2011 pernah diatas US$100 miliar," kata Agus.
Agus berpendapat jumlah cadangan devisa sangat tergantung dengan aliran kas yang masuk ke dalam negeri.
"Cadangan devisa sejalan dengan adanya
capital inflow.
Tahun 2009 hingga 2013 negara besar seperti Amerika alirkan dana ke semua
emerging market,
termasuk Indonesia. Masuk ke saham dan surat berharga negara, cadangan devisa pun meningkat," kata Agus.
Namun, rencana bank sentral AS untuk mengurangi stimulus moneternya bisa berdampak penarikan dana investasi di pasar negara berkembang dan pada akhirnya akan menguras cadangan devisa.
"Ketika ada
tappering
, cadangannya turun. Itu normal dan semua masih terkendali," kata Agus. (umi)
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Agus berpendapat jumlah cadangan devisa sangat tergantung dengan aliran kas yang masuk ke dalam negeri.