29-10-1929: Malapetaka Ekonomi Melanda AS

Rakyat AS di New York ramai-ramai menarik dana dari bank 1929
Sumber :
  • US Government
VIVAnews -
Pada 84 tahun lalu, ketidakstabilan ekonomi dunia mencapai puncaknya. Pada 29 Oktober 1929 --yang dikenal sebagai "Selasa Kelam"-- sebanyak 16 juta saham diobral di bursa Wall Street, New York.


Menurut 
The History Channel
, saat itu miliaran dolar Amerika Serikat (AS) raib seketika. Alat pencatat transaksi saham terlambat berjam-jam, karena tingginya frekuensi perdagangan.

Pembunuhan Sadis, Wanita di Medan Tewas Ditangan Kekasihnya

Kepanikan di Wall Street ini berawal dari aturan pasar bebas yang diberlakukan Presiden Herbert Hoover. Akibatnya, spekulan merajalela, utang-utang dihapuskan, dan jumlah pinjaman bank melampaui ketersediaan likuiditas.
Singapura Siap Sambut Kembali Wisatawan! STB dan GDP Venture Perbarui Kemitraan


PDIP Bisa jadi Oposisi, Bantu Pemerintah Mengkoreksi Bukan Saling Berhadapan
Selasa Kelam menandai awal era Depresi Besar, yang juga disebut zaman Malaise. Sebagian besar bank AS yang menginvestasikan dana simpanan nasabah mereka di bursa saham terpaksa tutup. Gelombang panik muncul, masyarakat berdesakan di bank untuk menarik uangnya. Ini menyebabkan sejumlah bank lain juga terpaksa berhenti beroperasi.

Industri terkena dampak besar. Mereka kehilangan modal yang disimpan di bank atau bursa saham. Banyak perusahaan tutup. Sementara itu, yang bertahan melakukan pemangkasan pegawai. Angka pengangguran membubung tinggi dan demonstrasi menuntut revolusi sosial digelar di seluruh penjuru dunia.


Kekacauan ekonomi diikuti kekeringan dan badai pasir, sehingga sektor pertanian yang biasanya tidak terkena dampak krisis ekonomi juga terhantam. Bahkan, sebelum Depresi, petani kecil telah menderita karena penemuan traktor membuat pertanian besar mengurangi lowongan pekerjaan untuk mereka.


Periode kelam ini berakhir ketika Jepang menyerang Pearl Harbor pada 1941. Keputusan AS untuk terlibat dalam Perang Dunia II menimbulkan gairah dalam industri pertahanan. Senjata, alat perang, kapal, dan jet tempur dibutuhkan segera. Warga pria direkrut menjadi tentara. Sementara itu, warga perempuan tetap di AS dan memastikan perusahaan terus beroperasi.  (eh)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya