Tahun Ini, Industri Makanan Minuman Tumbuh Tipis

Kue jajanan pasar
Sumber :
VIVAnews -
Sekretaris Jenderal Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI) Franky Sibarani memperkirakan kenaikan industri makanan dan minuman di Indonesia tahun ini hanya enam persen. Hal ini berkaca dari penjualan dua komoditas ini saat Lebaran lalu yang melorot.


Menurut Franky, penjualan makanan minuman biasanya ada kenaikan 20-30 persen saat menjelang Lebaran, yakni Juni, Juli dan Agustus. "Namun Lebaran tahun ini penjualan hanya naik 10 persen, bahkan ada yang negatif," katanya kepada
VIVAnews.


Negatif di sini, menurut Franky, bukan berarti merugi. Bisa saja penjualan sebuah perusahaan tidak sesuai dengan produksi yang ditingkatkan menjelang hari raya. Hal ini membuat kurva penerimaan mengalami penurunan.


Franky menyebutkan beberapa faktor penurunan industri makanan minuman tahun ini. Pertama adalah turunnya daya beli masyarakat. Hal ini diduga karena menurunnya harga bahan komoditas ekspor seperti cokelat, sawit, dan berbagai komoditas lain di luar pulau Jawa.


Selain itu, menurut dia, penurunan ini disebabkan juga oleh prioritas masyarakat yang berubah karena Lebaran tahun ini berdekatan dengan waktu masuk sekolah. "Jadi prioritas utamanya adalah untuk sekolah sehingga konsumsi mamin dikurangi," katanya.
Thomas Cup dan Uber Cup Kobarkan Semangat Atlet Jelang Olimpiade 2024


Bosan Pintu Cokelat? Coba 4 Warna Cerah Ini Biar Rumah Makin Aesthetic
Kenaikan harga BBM juga menjadi salah satu pemicu sepinya bisnis ini. Pos pengeluaran untuk transportasi yang merupakan pos primer warga, meningkat. Sebagaian konsumen akhirnya terpaksa mengurangi porsi pos-pos belanja sekunder seperti makanan dan minuman.

Heboh Aksi Pedagang Buang Puluhan Ton Buah Pepaya, Ternyata Ini Penyebabnya

"Dengan adanya gejala seperti ini, kami hanya memperkirakan industri mamin bisa tumbuh 6 persen dari tahun lalu yang total nilainya sekitar Rp700 triliun," katanya. (sj)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya