Jurus Anti Sadap Ala Menlu Marty Natalegawa

Menlu Marty Natalegawa Rapat Kerja Dengan Komisi I DPR RI
Sumber :
  • VIVAnews/Muhamad Solihin
VIVAnews
- Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa memiliki cara unik dalam menangkal aksi penyadapan. Marty mengaku menggunakan cara manual dalam berkirim surat.


Demikian kata Menlu Marty di Pejambon pada Senin, 4 November 2013. Dia saat itu dimintai komentarnya soal kabar penyadapan oleh Badan Intelijen Rusia saat pemerintahnya menjadi tuan rumah di KTT G20 di Saint Petersburg pada September lalu.


"Saya tidak tahu ada isu penyadapan di sana dan untungnya saya ini orangnya gagap teknologi," ujar Marty yang disambut tawa para jurnalis.
Red Sparks Vs Indonesia All Stars, Megawati Hangestri Tak Masalah Hadapi Rekan Sendiri


Pria Polandia Ditangkap Atas Tuduhan Spionase Bantu Rusia Bunuh Zelensky
Menurut dia, selama ini masih memilih menggunakan pulpen dan kertas ketimbang menggunakan surat elektronik dalam berkomunikasi. "Saya itu masih andalkan kertas, pulpen, amplop dan perangko. Lamban tapi lebih aman, Insya Allah," imbuh Marty.
Daftar Harga Pangan 19 April 2024: Bawang hingga Telur Naik

Aksi penyadapan yang dilakukan Badan Intelijen Rusia di KTT G20 pada September lalu, muncul di tengah ramainya pemberitaan soal aksi serupa yang dilakukan oleh Badan Intelijen AS (NSA) dan Australia (DSD). Terbongkarnya aksi penyadapan Rusia diungkap oleh dua harian Italia,  La Stampa dan Corriere della Sera.


Kedua harian tersebut menyebut souvenir yang diterima oleh para delegasi berupa USB dan alat pengisi baterai ponsel (charger) secara diam-diam mampu menyadap komunikasi surat elektronik, pesan pendek dan panggilan telepon.


Kecurigaan soal adanya aksi spionase yang dilakukan Pemerintah Rusia saat KTT G20 berlangsung bulan lalu, kali pertama disampaikan oleh Presiden Dewan Eropa, Herman Van Rompuy. Begitu menerima kedua hadiah tersebut, Rompuy lantas memerintahkan para ahli untuk memeriksanya di Brussel. Pemeriksaan juga dilakukan oleh Badan Intelijen Jerman.


Menurut harian Italia tersebut, sebuah memo kemudian dikeluarkan kepada negara-negara anggota G20.


Sebelumnya,
VIVAnews
menerima jawaban dari Staf Khusus Presiden Bidang Hubungan Internasional, Teuku Faizasyah, yang mengaku tidak menerima souvenir berupa USB dan charger tersebut. Alasan kala itu, Faiz mengaku kehabisan.


"Saya kehabisan cinderamata saat KTT G20 kemarin. Para jurnalis malah banyak yang dapat sementara saya tidak kebagian," ujar Faiz sambil tertawa. (umi)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya