Sumber :
- VIVAnews/Muhamad Solihin
VIVAnews
- Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa memiliki cara unik dalam menangkal aksi penyadapan. Marty mengaku menggunakan cara manual dalam berkirim surat.
Demikian kata Menlu Marty di Pejambon pada Senin, 4 November 2013. Dia saat itu dimintai komentarnya soal kabar penyadapan oleh Badan Intelijen Rusia saat pemerintahnya menjadi tuan rumah di KTT G20 di Saint Petersburg pada September lalu.
"Saya tidak tahu ada isu penyadapan di sana dan untungnya saya ini orangnya gagap teknologi," ujar Marty yang disambut tawa para jurnalis.
Menurut dia, selama ini masih memilih menggunakan pulpen dan kertas ketimbang menggunakan surat elektronik dalam berkomunikasi. "Saya itu masih andalkan kertas, pulpen, amplop dan perangko. Lamban tapi lebih aman, Insya Allah," imbuh Marty.
Aksi penyadapan yang dilakukan Badan Intelijen Rusia di KTT G20 pada September lalu, muncul di tengah ramainya pemberitaan soal aksi serupa yang dilakukan oleh Badan Intelijen AS (NSA) dan Australia (DSD). Terbongkarnya aksi penyadapan Rusia diungkap oleh dua harian Italia, La Stampa dan Corriere della Sera.
Baca Juga :
Panas Ekstrem Melanda Thailand, 30 Orang Tewas
Menurut harian Italia tersebut, sebuah memo kemudian dikeluarkan kepada negara-negara anggota G20.
Sebelumnya,
VIVAnews
menerima jawaban dari Staf Khusus Presiden Bidang Hubungan Internasional, Teuku Faizasyah, yang mengaku tidak menerima souvenir berupa USB dan charger tersebut. Alasan kala itu, Faiz mengaku kehabisan.
"Saya kehabisan cinderamata saat KTT G20 kemarin. Para jurnalis malah banyak yang dapat sementara saya tidak kebagian," ujar Faiz sambil tertawa. (umi)
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Menurut harian Italia tersebut, sebuah memo kemudian dikeluarkan kepada negara-negara anggota G20.