Saham Wall Street Naik Tipis

New York Stock Exchange
Sumber :
  • Reuters

VIVAnews
- Saham-saham ditutup dengan keuntungan moderat pada perdagangan Senin di Bursa Efek New York, Amerika Serikat. Kondisi ini dipengaruhi oleh investor yang masih enggan untuk mengambil langkah setelah Wall Street melakukan reli dalam empat pekan terakhir di tengah ketidakpastian proyeksi pemberlakuan pengetatan stimulus moneter Federal Reserve.


Seperti diberitakan
CNBC,
Selasa 5 November 2013, indeks Dow Jones Industrial Average naik 23,57 poin sehingga berakhir di level 15.639,12 ditopang oleh saham Exxonmobol dan Merck. Sektor transportasi Dow meraih rekor tertinggi untuk kenaikan indeks Dow.


Sementara itu, indeks S&P 500 naik 2,9 poin dan ditutup pada level 1.767,93. Sedangkan indeks Nasdaq naik 14,55 poin menjadi ditutup pada level 3.936,59.


Semua sektor kunci S&P ditutup di wilayah positif, dipimpin oleh saham telekomunikasi dan energi.


Pekan lalu, komite moneter The Fed mencatat peningkatan aktivitas ekonomi dan kondisi pasar tenaga kerja. Tetapi bank sentral memutuskan untuk menunggu lebih banyak bukti bahwa kemajuan akan berkelanjutan sebelum mengatur laju pembelian aset setiap bulanan.


Bank sentral diperkirakan tidak akan mulai memperketat stimulus hingga 2014, karena data ekonomi terbaru dan kebuntuan politik terbaru terkait anggaran belanja pemerintah .


Investor juga akan mencari petunjuk lebih lanjut dari laporan kinerja bulanan pemerintah. Para ekonom mengharapkan untuk melihat 125.000 rekruitmen baru. Menurut ekonom tingkat pengangguran telah meningkat hingga 7,3 persen dari 7,2 persen.
Kakek 73 Tahun di Garut Ditemukan Tewas Mengenaskan, Kepala Hancur dan Usus Terurai


Survei Aksara: Persoalan Pengangguran Jadi Masalah Serius Kota Pekanbaru
Presiden The Fed St, Louis James Bullard, mengatakan bahwa program dana stimulus bank sentral US$85 miliar tiap bulan untuk pembelian obligasi harus ditarik.

Sebabkan Penyakit Kronis, Pakar Sebut Air di Atas Baku Mutu Tak Dapat Lagi Dikonsumsi

"Itu hal yang sangat wajar yang harus dilakukan untuk menggantikan kenyataan bahwa Anda tidak dapat menurunkan suku bunga lebih lanjut," ujar Bullard.



Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya