"Menyadap, AS dan Australia Tak Layak Jadi Negara Sahabat"
Rabu, 6 November 2013 - 12:19 WIB
Sumber :
VIVAnews -
Ketua MPR, Sidarto Danusubroto, menegaskan Pemerintah harus mendapat penjelasan secara detail tentang alasan Amerika Serikat dan Australia menyadap lalu lintas komunikasi sejumlah petinggi Indonesia.
Menurut Sidarto, aksi spionase Amerika dan Australia itu tidak pantas dilakukan oleh negara yang mengaku sahabat. "Mereka mengaku bersahabat dengan kita, tapi menyadap. Jadi tidak layak dianggap teman," kata Sidarto di Gedung DPR, Rabu 6 November 2013.
Kasus penyadapan ini, kata Sidarto, harus dibicarakan di tingkat internasional. Sebab bukan hanya Indonesia, tetapi negara-negara lain juga jadi sasaran penyadapan itu.
Indonesia, lanjutnya, juga sangat berhak dan harus berusaha memanggil Edward Snowden, orang yang pertama kali membocorkan informasi penyadapan tersebut. Meski begitu, Sidarto mengakui bahwa tak mudah memanggil Snowden yang juga mantan kontraktor Badan Keamanan Nasional Amerika Serikat (NSA) itu.
Namun dia mengingatkan bahwa Snowden adalah orangĀ yang memiliki banyak informasi soal aksi spionase AS. "Perlu (dipanggil) supaya dikaji, biar tahu banyak," kata dia.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, informasi soal aksi penyadapan Badan Intelijen AS (NSA) dan Australia (DSD) pertama kali diungkap oleh harian Australia,
Sydney Morning Herald,
beberapa waktu lalu. Koran itu membuat masing-masing sebuah artikel yang menyebut keduanya membangun pos penyadapan di gedung Kedutaan di Jakarta dan Konsulat Jenderal.
Baca Juga :
Kapolres Minta MLB NU Ditunda, Pembunuh Penjual Gorengan Ditangkap hingga Karir Benny Mamoto Mandek
Ajak Nostalgia di Pestapora, Ari Lasso: Makasih Ya karena Menyaksikan Penyanyi Tua Ini
Tampil selama kurang lebih 45 menit, Ari Lasso berhasil membawa penonton untuk kembali bernostalgia dengan lagu-lagu di tahun 90-an dan 2000-an.
VIVA.co.id
21 September 2024
Baca Juga :