Sumber :
- ANTARA/Andika Wahyu
VIVAnews
- Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi) turut menyoroti persoalan daftar pemilih tetap (DPT) Pemilu 2014 oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU). Menurut Ketua Formappi, Sebastian Salang, kisruh DPT tidak lepas dari kegagalan dua proyek besar Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) dan KPU.
"Kekisruhan karena dua proyek e-KTP dan Sidalih (sistem informasi data pemilih) tidak sinergi. Keduanya malah mengklaim yang paling valid," kata Sebastian di Gedung KPU, Jakarta, Kamis 7 November 2013.
Baca Juga :
Niat Mulia Maarten Paes untuk Timnas Indonesia
Baca Juga :
Kisah Mualaf Jorvan Vieira Pelatih Timnas Irak yang Berhasil Membawa Timnya Menjuarai Piala Asia
Lebih lanjut, Sebastian mengatakan pihak yang dapat menjembatani jarak antara KPU dengan Kemendagri adalah Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu). Namun sayangnya, ia menilai lembaga itu juga lemah dalam melakukan tugas pengawasan.
"Proyek Kemendagri dan KPU sudah lama. Kalau Bawaslu tahu kerjanya, seharusnya melakukan pemeriksaan. Mereka malah ikut-ikut mendukung KPU," katanya.
Oleh karena itu, Sebastian mendesak DPR yang turut menandatangani proyek e-KTP harus mempertanyakan dan meminta pertanggungjawaban Kemendagri. Sebab, proyek itu bernilai miliaran rupiah.
"Jika DPT gagal tidak mungkin pemilu berkualitas. Elite DPR, DPRD, dan presiden juga tidak berkualitas," katanya. (eh)
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
"Proyek Kemendagri dan KPU sudah lama. Kalau Bawaslu tahu kerjanya, seharusnya melakukan pemeriksaan. Mereka malah ikut-ikut mendukung KPU," katanya.