Sumber :
- Reuters
VIVAnews
- Lonjakan yang tidak terduga pada laporan pertumbuhan lapangan pekerjaan di Amerika Serikat mendorong saham Wall Street naik lebih tinggi pada perdagangan Jumat waktu New York, atau Sabtu dini hari Waktu Indonesia Barat.
Kenaikan tersebut juga mendorong penguatan dolar AS dan imbal hasil obligasi. Juga meningkatkan harapan Federal Reserve untuk kembali menjadi stimulus pertumbuhan ekonomi pada Desember.
"Bagian pertama persamaan bagi The Fed untuk mengerucutkan data yang menunjukkan semakin membaiknya perekonomian," kata Eric Kuby, Kepala Investasi di North Star Investment Management Corp di Chicago.
Sementara itu, tingkat pengangguran naik tipis 1/10 poin menjadi 7,3 persen. Laporan dari pemerintah, hal ini tidak berdampak pada pemotongan gaji pemerintah federal selama 16 hari pada bulan lalu.
Russell Price, Ekonom Senior di Ameriprise Financial Services Inc di Troy, Michigan, mengatakan, data lapangan pekerjaan dan laporan terpisah lainnya menjelaskan pendapatan individu naik 0,5 persen pada September. Penjualan ritel diperkirakan naik dengan datangnya musim liburan.
Menurutnya, sebagian besar ekonom memperkirakan pebisnis menjadi lebih berhati-hati selama penurunan terjadi. "Penurunan bisnis merupakan fenomena sementara karena ekonomi masih tumbuh dan akan tumbuh ke depannya," paparnya.
Pada akhir perdagangan Jumat di bursa New York, indeks Dow Jones Industrial Average ditutup naik 167,80 poin (1,08 persen) ke level 15.761,78. Indeks The Standard & Poor's 500 naik 23,46 poin (1,34 persen) ke level 1.770,61. Indeks The Nasdaq Composite naik 61,90 poin (1,60 persen) ke level 3.919,23.
Untuk pekan ini, Dow Jones berhasil naik 0,9 persen dan S&P 500 naik 0,5 persen, sedangkan Nasdaq turun 0,1 persen. (one)
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Sementara itu, tingkat pengangguran naik tipis 1/10 poin menjadi 7,3 persen. Laporan dari pemerintah, hal ini tidak berdampak pada pemotongan gaji pemerintah federal selama 16 hari pada bulan lalu.