Ditemukan, Cadangan Air Tawar di Bawah Samudera
Senin, 9 Desember 2013 - 16:33 WIB
Sumber :
- unusualplaces
VIVAnews -
Tim peneliti dari Flinders University, Australia, baru-baru ini menemukan cadangan air tawar besar di bawah permukaan samudera. Temuan itu menawarkan kesempatan baru untuk mencegah krisis air secara global.
Melansir
Science Recorder,
Senin 9 Desember 2013, temuan sumber air baru itu didapati tersembunyi di dasar laut di seluruh dunia. Jika ditotal, jumlahnya mencapai sekitar 500.000 kilometer kubik.
"Air tawar itu ditemukan di dasar laut wilayah Australia, China, Amerika Utara, dan Afrika Selatan," kata Vincent Post, pimpinan peneliti dari Flinders University.
Dia mengungkapkan, volume sumber air tawar baru itu seratus kali lebih besar dari jumlah air tawar yang telah diambil manusia dari permukaan Bumi sejak 1900.
"Temuan ini adalah berita baik, karena bisa menjadi sumber air baru untuk manusia beberapa dekade ke depan," ungkap Post. "Karena planet Bumi sudah kehilangan banyak air tawar yang berdampak pada kekeringan. Namun, untuk mengambilnya dari dasar laut perlu dilakukan dengan pengeboran."
Untuk melakukan pengeboran di bawah laut, manusia harus berhati-hati agar tidak mencemari air tawar yang diambil. Selain itu, sumber air tawar yang berada di bawah adalah sumber yang terbatas. "Sehingga, penggunaan air itu disesuaikan dengan kebutuhan," tutup Post.
Sebelumnya, sejumlah peneliti menyatakan bahwa air tawar yang berada di dasar laut perlu dilakukan proses penyulingan agar menjadi air tawar biasa. Tapi, penelitian terbaru justru menyatakan sebaliknya, air tawar yang ada di bawah laut tidak perlu disuling lagi.
"Cadangan air tawar itu bisa langsung dikonsumsi, karena air itu berasal dari air hujan yang menyusup ke dalam tanah dan mengisi rongga-rongga di bawah laut," jelas Post.
Hasil penelitian ini sudah diterbitkan di Jurnal Nature. (art)
Baca Juga :
Terpopuler: 3 Zodiak Dapat Keberuntungan Finansial, Ciri Bos yang Bikin Produktivitas Naik
"Air tawar itu ditemukan di dasar laut wilayah Australia, China, Amerika Utara, dan Afrika Selatan," kata Vincent Post, pimpinan peneliti dari Flinders University.
Dia mengungkapkan, volume sumber air tawar baru itu seratus kali lebih besar dari jumlah air tawar yang telah diambil manusia dari permukaan Bumi sejak 1900.
"Temuan ini adalah berita baik, karena bisa menjadi sumber air baru untuk manusia beberapa dekade ke depan," ungkap Post. "Karena planet Bumi sudah kehilangan banyak air tawar yang berdampak pada kekeringan. Namun, untuk mengambilnya dari dasar laut perlu dilakukan dengan pengeboran."
Untuk melakukan pengeboran di bawah laut, manusia harus berhati-hati agar tidak mencemari air tawar yang diambil. Selain itu, sumber air tawar yang berada di bawah adalah sumber yang terbatas. "Sehingga, penggunaan air itu disesuaikan dengan kebutuhan," tutup Post.
Sebelumnya, sejumlah peneliti menyatakan bahwa air tawar yang berada di dasar laut perlu dilakukan proses penyulingan agar menjadi air tawar biasa. Tapi, penelitian terbaru justru menyatakan sebaliknya, air tawar yang ada di bawah laut tidak perlu disuling lagi.
"Cadangan air tawar itu bisa langsung dikonsumsi, karena air itu berasal dari air hujan yang menyusup ke dalam tanah dan mengisi rongga-rongga di bawah laut," jelas Post.
Hasil penelitian ini sudah diterbitkan di Jurnal Nature. (art)
Baca Juga :
Agus Korban Penyiraman Air Keras Diperiksa Soal Laporannya ke YouTuber Pratiwi
Polisi memanggil Agus Salim, korban penyiraman air keras untuk diperiksa terkait laporannya terhadap YouTuber bernama Pratiwi Noviyanthi pada hari ini Jumat, 1 November 2
VIVA.co.id
1 November 2024
Baca Juga :