Selebrasi Ala Diktator, Bek Kroasia Gagal tampil di Piala Dunia
Selasa, 17 Desember 2013 - 09:30 WIB
Sumber :
- REUTERS/Antonio Bronic
VIVAbola
- Nasib nahas diterima bek veteran Kroasia, Josip Simunic. Selebrasi
nyeleneh
ala diktator yang dia tampilkan membuatnya dilarang tampil 10 pertandingan oleh FIFA, yang berarti dia melewatkan perhelatan Piala Dunia 2014.
"Setelah mempertimbangkan semua hal khususnya imbas dari insiden ini, Komite disiplin memutuskan menjatuhkan sanksi kepada pemain yang bersangkutan tidak boleh tampil di 10 laga resmi," kata FIFA dalam sebuah pernyataan resmi.
![Halaman Selanjutnya]( "Halaman Selanjutnya")
Baca Juga :
'Virus FIFA' Kembali Menggerogoti Real Madrid
"Setelah mempertimbangkan semua hal khususnya imbas dari insiden ini, Komite disiplin memutuskan menjatuhkan sanksi kepada pemain yang bersangkutan tidak boleh tampil di 10 laga resmi," kata FIFA dalam sebuah pernyataan resmi.
"Komite menilai pelaku bersama-sama orang banyak meneriakkan selebrasi Kroasia yang digunakan selama Perang Dunia II oleh gerakan Fasis Ustasha. Komite menilai ini aksi diskriminatif dan menyinggung martabat kelompok tertentu."
Dengan jatuhnya sanksi ini, Simunic akan absen saat Kroasia tampil di Piala Dunia 2014. Kroasia tergabung d Grup A bersama tuan rumah Brasil, Kamerun dan Meksiko. Laga pembuka akan dihelat pada 12 Juni 2014 mendatang di Sao Paulo.
Seperti diberitakan sebelumnya, Simunic melakukan selebrasi
nyeleneh
usai pertandingan kualifikasi Piala Dunia pada November lalu. Simunic tampaknya lepas kontrol setelah membawa Kroasia memastikan diri lolos ke Piala Dunia usai mengalahkan Islandia 2-0 di babak playoff.
Setelah pertandingan, Simunic menggunakan mikrofon dan menyerukan 'Untuk Tanah Air' kepada publik Zagreb yang memadati stadion. Seruan Simunic disambut antusias para suporter tuan rumah: 'Siap!'.
Aksi Simunic ini pun menuai kritikan. Sebab seruan ini identik dengan yang digunakan pemerintahan 'boneka' Kroasia pro Nazi, Ustashas. Rezim Ustashas diketahui terlibat pembantaian ribuan warga di kamp konsentrasi pada Perang Dunia II.
Lihat artikel menarik lainnya
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
"Komite menilai pelaku bersama-sama orang banyak meneriakkan selebrasi Kroasia yang digunakan selama Perang Dunia II oleh gerakan Fasis Ustasha. Komite menilai ini aksi diskriminatif dan menyinggung martabat kelompok tertentu."
