Sumber :
- VIVAnews/Muhamad Solihin
VIVAnews
- Harga emas berjangka menguat pada penutupan perdagangan di Bursa New York, Amerika Serikat, Jumat pekan lalu. Harga emas kembali di atas level US$1.200 per ounce. Kondisi ini dipengaruhi aktivitas para pedagang yang kembali di bursa setelah emas mengalami penurunan lebih dari 3 persen di sesi sebelumnya.
Seperti diberitakan
Marketwatch,
Senin 23 Desember 2013, harga emas untuk pengiriman Februari naik US$10,10 (0,9 persen) dan dipatok pada level US$1.203,70 per ounce di divisi Comex New York Mercantile Exchange.
Baca Juga :
15 Tim Ini Kantongi Tiket ke Olimpiade 2024, Tinggal Tunggu Hasil Timnas Indonesia Vs Guinea
Menurut dia, keputusan pertemuan para pejabat The Fed dalam Federal Open Market Committe (FOMC) untuk membatasi dana stimulus moneternya jelas akan menyulitkan pasar emas untuk membuat kemajuan yang signifikan pada akhir tahun ini.
Jeffrey Sica, analis dari Sica Wealth Management, menyatakan harga emas berjangka telah kehilangan sekitar 28 persen jika dibandingkan data periode yang sama pada tahun lalu.
"Selama tahun ini, segala perdebatan mengenai penarikan stimulus ini selalu mengambil korban pada harga logam mulia," kata Sica.
Sementara itu, di dalam negeri, Unit Bisnis Pengolahan dan Pemurnian Logam Mulia PT Antam Tbk juga melaporkan bahwa harga emas batangan pada transaksi hari ini naik.
Harga emas batangan Antam dijual Rp526.000 untuk ukuran 1 gram, menguat Rp2.000 dari transaksi sebelumnya, Jumat 20 Desember 2013, sebesar Rp524.000.
Emas ukuran 5 gram dilepas dengan harga Rp2.485.000, ukuran 10 gram Rp4.920.000, ukuran 25 gram Rp12.225.000, ukuran 50 gram Rp24.400.000, dan ukuran 100 gram dijual Rp48.750.000.
Harga emas ukuran 250 gram dipatok pada level Rp121.750.000 dan ukuran 500 gram mencapai Rp243.300.000.
Harga beli kembali (
buyback
) emas Antam hari ini juga naik Rp2.000, karena dipatok pada level Rp466.000 per gram, dari transaksi sebelumnya Rp464.000. (adi)
Halaman Selanjutnya
Menurut dia, keputusan pertemuan para pejabat The Fed dalam Federal Open Market Committe (FOMC) untuk membatasi dana stimulus moneternya jelas akan menyulitkan pasar emas untuk membuat kemajuan yang signifikan pada akhir tahun ini.