'Mayat Hidup' Berkeliaran di Bali

Kampanye unik bahaya tembakau di Bali
Sumber :
  • VIVAnews/Bobby Andalan
VIVAnews
- Ada yang menarik dalam acara
Car Free Day
di Denpasar, Bali, Minggu 16 Februari 2014. Beberapa zombie (mayat hidup) nampak berkeliaran di tengah ribuan warga yang tengah asyik bermain.


Sontak saja, zombie-zombie itu membuat anak-anak lari ketakutan. Bahkan Tak sedikit yang menangis. Zombie-zombie itu bermuka pucat. Matanya melotot hendak ke luar dan mulutnya dipenuhi darah.


Eits, tunggu dulu. Ini bukan zombie sungguhan. Mereka adalah aktivis antitembakau yang tengah mengampanyekan bahaya rokok.


Zombie-zombie berkeliling menggunakan baju dari bungkus kotak besar rokok. Mereka seakan ingin memberitahu kepada pengunjung, beginilah akibatnya bahaya merokok, seperti zombie.


Alasan Farrel Hilal Memilih Jakarta Selatan sebagai Inspirasi Lagu Debutnya
Aksi tersebut merupakan bagian dari kampanye peringatan rokok bergambar (pictorial health warning) dan penolakan terhadap Inter Tabac Asia yang dihadiri Gubernur Bali, perwakilan Kementerian Kesehatan, Komnas Pengendalian Tembakau, mahasiswa dan pelajar, serta aktivis antitembakau.

Tinggalkan Kodam Jaya, Mayjen TNI Putranto Gatot Terima Tongkat Komandan Dewa Perang TNI

Juru bicara Bali Tobacco Control, Made Kertha menuturkan, aksi ini digelar untuk mengingatkan publik tentang bahaya merokok.
MK Sebut Total Ada 33 Pengajuan Amicus Curiae, Hanya 14 yang Didalami Hakim


"Sudah waktunya masyarakat melek bahaya merokok. Sudah waktunya masyarakat diingatkan kembali akan resiko kesehatan yang disebabkan oleh merokok, aktif maupun pasif," kata dia, Minggu 16 Februari 2014.


Ia menyitir data yang dipaparkan Global Adult Tobacco Suvey (GATS) pada 2011, di mana Indonesia memiliki prevalensi perokok aktif tertinggi di antara 16 negara yang diteliti.


"GATS menunjukkan bahwa 86 persen orang dewasa percaya jika merokok dapat menyebabkan penyakit serius. Meski demikian, 67,4 persen laki-laki dan 4,5 persen perempuan, atau rata-rata 36,1 persen orang dewasa Indonesia tetap mengonsumsi tembakau," katanya.


Dari survei itu juga didapatkan jika media massa memiliki memiliki pengaruh besar terhadap peningkatan prevalensi perokok aktif di Indonesia.


40 persen orang dewasa, kata Kertha, melihat informasi rokok di televisi atau radio, 50 persen melihat iklan pemasaran di toko dan 80 persen melihat acara sponsor rokok seperti dalam olahraga dan lainnya.


"Kegiatan ini juga bagian dari tur ikon pengingat besar yang diawali di DKI Jakarta dan dilanjutkan ke kota-kota lainnya termasuk Bali," imbuhnya. (adi)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya