Boediono: Terminal Teluk Lamong Harus Bisa Tekan Biaya Logistik

Mantan Wakil Presiden Boediono
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf
VIVAnews
- Wakil Presiden RI, Boediono, Sabtu 26 April 2014, menyatakan pengoperasian Terminal Peti Kemas Teluk Lamong oleh PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) III diharapkan dapat menciptakan efisiensi biaya logistik.


Hal ini disampaikan Boediono dalam menanggapi paparan Direktur Utama Pelindo III Djarwo Surjanto mengenai progres proyek pembangunan Terminal Teluk Lamong di kompleks Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, Jawa Timur.


Turut hadir dalam kesempatan tersebut antara lain Wakil Menteri Perhubungan, Bambang Susantono.


Momen Akrab Prabowo dan Jokowi di Acara Bukber di Istana Negara
"Kami memonitor perkembangan dari pembangunan Teluk Lamong. Karena ini kunci untuk menguraikan simpul-simpul biaya yang tinggi," ujar Boediono usai presentasi Dirut Pelindo III di Teluk Lamong, Jawa Timur.

Honda BeAT Jadi Incaran Maling bukan karena Tidak Aman

Menurut Boediono, hal ini penting untuk menambah daya saing produk domestik terhadap barang impor.
Berlaku Progresif, Perjanjian Ekstradisi Indonesia-Singapura Bakal Libas 31 Pelaku Tindak Pidana


"Biaya logistik kami selama ini memang terlalu tinggi sehingga produk kami tidak kompetitif. Artinya, di dalam negeri pun produk kami jadi tidak bersaing dengan barang impor," kata Boediono.

Biaya logistik yang tinggi ini, ia melanjutkan, juga membebani konsumen karena harus membayar harga barang yang lebih mahal.


"Seharusnya jika sistem logistiknya efisien bisa lebih murah. Diharapkan nanti ada penurunan biaya logistik ini," kata Boediono.


Jadi, ia menambahkan, kesejahteraan masyarakat akan semakin meningkat pula seiring turunnya biaya logistik.


"Meski mungkin gaji hanya mengalami kenaikan sekian persen setiap tahun, tapi jika harga yang dibeli konsumen itu turun, ya ini jelas artinya akan ada peningkatan kesejahteraan," kata Boediono.


Pembangunan Terminal Teluk Lamong termasuk dalam Master Plan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) khususnya di koridor Jawa.


Dengan pembangunan dan pengoperasian Terminal Teluk Lamong, diharapkan dapat mengurangi waktu tunggu kapal (
dwelling time
) di Pelabuhan Tanjung Perak selaku pintu gerbang perekonomian Jawa Timur dan Kawasan Timur Indonesia.


Evaluasi Pelindo III menunjukan, bahwa Pelabuhan Tanjung Perak telah mengalami kelebihan kapasitas (
over capacity
).


Pada tahun 2013, arus peti kemas diĀ  pelabuhan terbesar kedua di Indonesia ini telah mencapai 2,9 juta TEU's, padahal kapasitasnya hanya sekitar 2,1 juta TEU's. Diprediksi pada tahun 2014, arus peti kemas ini meningkat lagi hingga mencapai 3 juta TEU's.


Terminal Teluk Lamong dijadwalkan dapat dioperasikan untuk tahap pertama pada 2014 dengan fungsi pelayanan peti kemas dan curah kering.


Investasi yang dikeluarkan Pelindo III untuk pembangunan Terminal Teluk Lamong tahap pertama mencapai Rp3,4 triliun yang berasal dari kas internal perusahaan dan pinjaman perbankan. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya