Hidayat Tak Senang Golkar-Demokrat Cerai

VIVAnews - Mantan Presiden Partai Keadilan Sejahtera, Hidayat Nur Wahid, menyatakan tak suka mendengar Partai Golkar bercerai dengan Partai Demokrat. "Saya tidak bahagia dan tidak suka dengan kondisi semacam ini," kata Hidayat Nur Wahid.

"Saya tidak happy dengan pecah kongsinya Golkar dengan Demokrat, yang kemudian memunculkan wacana bahwa kans saya (sebagai calon wakil presiden mendampingi SBY) menjadi lebih besar," kata Hidayat usai bertemu Perdana Menteri Malaysia di gedung parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis 23 April 2009.

Hidayat berharap, kalaupun ada kompetisi, kompetisi itu tidak dilakukan dengan cara-cara menunggangi kondisi pihak lain. "Kalau menang, maka menanglah secara ksatria.  Dengan demikian, diharapkan bahwa seluruh pihak yang terlibat berbagai koalisi, betul-betul menghadirkan sikap ksatria," kata Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat itu.

Bagi Hidayat, inilah saatnya bagi calon-calon presiden dan partai-partai besar untuk membuktikan kenegarawanan mereka. "Semoga koalisi di antara mereka dilakukan dalam rangka membuktikan kepada rakyat bahwa koalisi itu bukan sekadar untuk berebut atau mempertahankan kekuasaan, tapi untuk melaksanakan sebesar-besarnya amanat rakyat," katanya.

Sementara mengenai pencalonannya sebagai wakil presiden mendampingi Yudhoyono, Hidayat menyerahkan sepenuhnya pada keinginan PKS. "Saya hanyalah kader partai, dan saya akan melaksanakan apa yang diputuskan partai.  Mengenai apa keputusan partai, itu belum diketahui," katanya.

PKS memang baru memutuskan dalam Musyawarah Majelis Syura pada 25-26 April nanti mengenai format koalisi dalam Pemilihan Presiden. Hidayat sendiri merupakan kader PKS yang paling populer sebagai calon wakil presiden.

Eks Anak Buah SYL Sebut Oknum BPK Minta Rp12 Miliar Demi Terbitkan WTP Kementan

Sementara kepastian Golkar-Demokrat bercerai semakin kuat setelah Rapat Pimpinan Nasional Khusus Golkar menghasilkan kesepakatan mencalonkan Jusuf Kalla sebagai presiden. Kalla juga diberi mandat mencari mitra koalisi.

Gubernur BI Perry Warjiyo di Taklimat Media Perkembangan Ekonomi Terkini Bank Indonesia

Bank Indonesia: Modal Asing Masuk Rp 22,84 Triliun Imbas Kenaikan Suku Bunga

Bank Indonesia (BI) mengungkapkan, aliran modal asing saat ini telah kembali masuk ke pasar keuangan domestik sebesar Rp 22,84 triliun pada pekan pertama-kedua Mei 2024.

img_title
VIVA.co.id
8 Mei 2024