Profil Kandidat Menkominfo dan Menristek Versi Survei Online

Ilustrasi alamat domain Internet.
Sumber :
  • telecomcanadaen.wordpress.com
VIVAnews - Tim pendukung presiden terpilih Joko Widodo mengumumkan daftar jajak pendapat (polling) online atas calon 34 pos menteri yang menjadi bahan masukan untuk menyusun kabinet Jokowi-JK mendatang. 
Heboh Aksi Pedagang Buang Puluhan Ton Buah Pepaya, Ternyata Ini Penyebabnya

Pos Menteri Komunikasi dan Informatika dan Menteri Riset dan teknologi turut menjadi perhatian pengguna. Pada dokumen polling yang bertajuk "Kabinet Alternatif untuk Rakyat."
Sejarah Tercipta Thomas Cup dan Uber Cup, Sempat Tertunda Gegara Perang Dunia II

Untuk posisi Menkominfo tercantum nama Ferry Mursyidan Baldan, Nezar Patria dan Onno W Purbo. Sedangkan kandidat Menteri Riset dan Teknologi (Menristek), nama yang muncul yaitu I Gede Wenten, Romi Satria Wahono, dan Yohanes Surya. 
Kasus Uang Tutup Mulut Donald Trump Seret Nama Karen McDougal, Siapa Dia?

Siapa enam kandidat itu? Berikut profil singkat mereka:  

Kandidat Menkominfo

Onno W Purbo

Pria kelahiran Jawa Barat 17 Agustus 1962 itu dikenal sebagai pakar teknologi informasi. 

Onno merupakan jebolan Jurusan Teknik Elektro Institut Teknologi Bandung (ITB) dan magister McMaster University, Kanada. Ia kemudian melanjutkan studi doktoral di Waterloo University, Kanada.

Selain dikenal sebagai pakar IT, Onno juga dikenal sebagai penulis, pendidik, dan pembicara seminar.

Sebagai aktivis Onno dikenal dalam upayanya memperjuangkan internet murah dan menyebarkan Linux. 
Karya inovatifnya diantaranya adalah Wajanbolic, sebagai upaya koneksi internet murah tanpa kabel dan RT/RW-Net sebagai jaringan komputer swadaya masyarakat untuk menyebarkan internet murah, serta penerapan Open BTS.

Nezar Patria

Anggota Dewan Pers dari unsur wartawan. Mantan redaktur pelaksana VIVA.co.id itu mulai menjadi wartawan saat bergabung di Majalah DR (1999-2000), kemudian berlanjut di Majalah TEMPO hingga 2008. 
Alumnus Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta (1997), dengan fokus studi filsafat politik, dan meraih gelar MSc untuk politik dan sejarah internasional di London School of Economics (LSE), Universitas London, Inggris (2007). 

Nezar pernah menjadi pemenang Journalism for Tolerance Prize yang digelar International Federation of Journalist (IFJ) di Manila, Filipina, untuk liputan investigasi kerusuhan Mei 1998 yang dimuat di Majalah TEMPO. 

Terpilih sebagai Ketua Umum Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia periode 2008-2011. Anggota tim misi pembebasan wartawan RCTI Feri Santoro di Aceh yang disandera Gerakan Aceh Merdeka (2004). 

Tercatat sebagai editor jurnal pemikiran sosial dan ekonomi Prisma (LP3ES), serta menulis sejumlah buku antara lain “Negara dan Hegemoni Menurut Antonio Gramsci” (1999, bersama Andi Arief). 

Artikelnya bersama Agus Sudibyo, “The Television Industry in Post Authoritarian Indonesia” dimuat di Journal of Contemporary Asia, Oxford, Inggris (2013).


Ferry Mursidan Baldan

Pria kelahiran 15 Mei 1962 itu merupakan jebolan FISIP Unpad Bandung tahun 1988. 

Sebagai mantan aktivis sejak mahasiswa, Ferry kemudian dikenal sebagai tokoh politik. Karir politik dimulai dengan menjadi angota Partai Golkar pada 1992. Ia kemudian terpilih jadi anggota MPR RI periode 1992-1997 mewakili organisasi pemuda/mahasiswa. 

Lima tahun berikutnya, Ferry menjadi anggota DPR RI (1992-1997), anggota komisi II (1997-1999), Wakil Ketua Komisi II (1999-2004), Ketua Komisi II (2004-2006), anggota Komisi II (2006-2009.

Setelah tak terpilih lagi pada pencalonan DPR 2009-2014, Ferry fokus di Partai Nasdem sebagai Ketua DPP. 


Kandidat Menristek


I Gede Wenten

Jebolan ITB ini dikenal sebagai figur pionir teknologi membran di Indonesia.

Dosen pengajar program studi teknik kimia ini pada 2013 lalu, meraih penghargaan B.J. Habibie Technology Award 2013 oleh Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT).

Kiprahnya di dunia penelitian teknologi membranlah yang mengantarkan Wenten meraih penghargaan bergengsi tersebut. Ia sudah memiliki 15 hak paten atas penemuan penemuannya dalam bidang teknologi membran. 

Salah satu penemuan Wenten adalah IGW Emergency Pump ,merupakan pompa yang dilengkapi dengan filter guna menyediakan air bersih dalam kondisi darurat. Uniknya, untuk mengoperasikan pompa ini tidak perlu menggunakan tenaga listrik, cukup menggunakan tangan. Ditambah, alat ini memiliki tingkat selektivitas yang tinggi sehingga mampu menghilangkan kekeruhan, bakteri, alga, spora, sedimen, kuman, dan koloid.

Gede Wenten mengawali pendidikan tingginya di Jurusan Kimia ITB tahun 1982. Lulus dari ITB pada tahun 1987, Wenten kemudian melanjutkan studinya di Denmark Technology University, Kopenhagen. Wenten meraih gelar master bioteknologi tahun 1990 dan sekaligus program teknik kimia pada tahun 1995 di Denmark Technology University.


Romi Satria Wahono


Pria kelahiran Madiun, 2 Oktober 1974 merupakan jebolan  Department of Computer Science di Saitama University, Jepang. Seluruh tingkat pendidikan tinggi di selesaikan pada universitas itu. 

Terjun di dunia industri IT semenjak masa kuliah. Memulai karir sebagai software tester, programmer dan system analyst di beberapa software house dan game developer company di Jepang. Memiliki pengalaman sebagai engineer, konsultan, lecturer dan pembicara seminar, workshop, serta conference baik di Indonesia maupun Jepang.

Romi merupakan mantan PNS dan peneliti  Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), peneliti Cisco certified instructor lulusan Nanyang Technological University (NTU), Singapore. 

Bidang minat penelitian Romi yaitu Software Engineering dan  Machine Learning. 

Aktif sebagai peneliti dan dosen, dimana ratusan publikasi penelitian dalam bentuk scientific paper, artikel, dan tutorial telah diterbitkan dalam berbagai proceedings conference, jurnal ilmiah, majalah, koran dan portal, bertaraf nasional maupun internasional. Selain menulis tetap di beberapa kolom majalah IT, juga menyempatkan diri untuk menulis bebas di situs blog pribadi.

Yohanes Surya

Sosok pria ini merupakan fisikawan Indonesia. Ia juga dikenal sebagai pembimbing Tim Olimpiade Fisika Indonesia (TOFI). Ia merupakan lulusan Fisika MIPA Universitas Indonesia pada 1986, master dan doktor diselesaikan di College of William and Mary, Virginia, Amerika Serikat.

Program masternya diselesaikan pada tahun 1990 dan program doktornya di tahun 1994 dengan predikat cum laude. Setelah mendapatkan gelar Ph.D., Yohanes Surya menjadi Consultant of Theoretical Physics di TJNAF/CEBAF (Continous Electron Beam Accelerator Facility) Virginia – Amerika Serikat (1994). 

Pulang dari Amerika, disamping melatih dan memimpin Tim Olimpiade Fisika Indonesia (TOFI), Yohanes Surya menjadi pengajar dan peneliti pada program pasca sarjana UI untuk bidang fisika nuklir (tahun 1995 –1998). Selama melatih itu, anak didiknya banyak menyabet medali penghargaan internasional.

Sejak 2000, Yohanes Surya banyak mengadakan pelatihan untuk guru-guru Fisika dan Matematika di hampir semua kota besar di Indonesia, di ibukota kabupaten/kotamadya, sampai ke desa-desa di seluruh pelosok Nusantara dari Sabang hingga Merauke, termasuk pesantren-pesantren.

Tahun 2010, Yohanes Surya mendirikan STKIP (Sekolah Tinggi Keguruan Ilmu Pendidikan) SURYA, untuk mencetak guru-guru yang berkualitas dari berbagai daerah tertinggal di Indonesia. Untuk lebih konsentrasi pada STKIP Surya dan persiapan pendirian Surya University.

Pada 2013, Yohanes Surya mendirikan Surya University, universitas berbasis riset yang didukung oleh ratusan ilmuwan dan lebih dari 77 research center. Surya University akan menjadi pilar utama Indonesia Jaya 2030.

Ia juga pencetus istilah MESTAKUNG dan tiga hukum Mestakung, serta pencetus pembelajaran Gasing (Gampang, Asyik, Menyenangkan). (ren)

Dari berbagai sumber.
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya