Curhatan SPG IIMS 2014: Digoda Om-om Genit

Rea Dinata, SPG Honda di IIMS 2014.
Sumber :
  • Rendra Saputra/VIVAnews
VIVAnews -
Perhelatan otomotif terbesar di Tanah Air, Indonesia International Motor Show (IIMS) selalu dinanti para pemburu mobil. Ajang tahunan itu selalu menghadirkan kendaraan-kendaraan teranyar yang syarat dengan teknologi dan fitur-fitur mumpuni.


Namun, tak hanya deretan mobil yang menarik perhatian pengunjung. Senyum-senyum ramah ratusan
Sales Promotion Girl
(SPG) lengkap dengan pakaian mini juga sukses menyedot perhatian, khususnya kaum Adam.


Ya, SPG merupakan cara jitu para produsen mobil untuk menarik pengunjung agar merogoh koceknya membeli kendaraan.


Kondisi inilah yang menimbulkan potensi para SPG menjadi incaran para lelaki hidung belang yang hanya ingin berkelana untuk sekadar berkenalan dan mendapatkan nomor handphone.


Seperti halnya yang dialami Rea Dinata. SPG
booth
PLN Indonesia Power Sabet Penghargaan dari World Safety Organization
Honda itu mengaku kerap digoda pengunjung laki-laki yang berkunjung ke
booth
Kabupaten Bekasi Sabet Juara Umum MTQ ke-38 Jabar, Pj Bupati: Kita Juara Lahir dan Batin
-nya.

Apresiasi kepada Tim Thomas Cup dan Uber Cup Indonesia yang Pantang Menyerah

"Biasanya awal-awal mereka tanya-tanya soal mobil. Tapi, karena saya tanggapi dengan senyuman, terkadang ada saja yang meminta kenalan dan minta nomor HP," tutur Rea saat berbincang dengan VIVAnews
, Jumat 19 September 2014.


Rea mengaku tidak memberikan apa yang diminta para lelaki hidung belang itu. Ia dengan sopan selalu menjawab bahwa dia bekerja secara profesional. "Kalau minta nomor HP saya kasih nomor Honda," kata Rea sambil tertawa.


Ia menjelaskan, langkah itu ditempuh sesuai dengan arahan
Event Organizer
(EO) yang merekrutnya. Sebelum acara IIMS dimulai, ia bersama puluhan SPG Honda lainnya telah diberikan tips dan trik agar terhindar dari jeratan modus "om-om genit".


"
Lagian
, buat apa juga saya beri nomor HP ke mereka (lelaki hidung belang), mereka kan ke sini (IIMS) pasti tujuannya ingin membeli mobil, bukan membeli yang lain," lanjutnya.


Biasanya, agar membuat putus asa para "om-om genit", para SPG akan mengalihkan pembicaraan seputar produk mobil yang ia jaga.


Jika itu sudah dilakukan, kata dia, modus "om-om genit" itu akan berakhir. Dan pastinya, kata dia, tidak akan berakhir lebih jauh yang bakal membuat efek negatif profesi SPG.
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya