Sumber :
- VIVAnews/Nurcholis Anhari Lubis
VIVAnews
- Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI), Mirza Adityaswara, mengungkapkan bahwa hingga 2016, BI hampir pasti tidak akan menurunkan suku bunga acuannya. Kecenderungan
BI rate
dinaikkan lebih besar.
Mirza saat ditemui, Senin 22 September 2014 malam, mengungkapkan bahwa ada sejumlah tantangan yang akan dihadapi untuk memperkuat kemungkinan tersebut.
Dia mengatakan, tantangan lainnya adalah inflasi tinggi yang ditimbulkan, apabila kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi diterapkan oleh pemerintah. Hal itu, karena menjadi salah satu indikator harus dinaikkannya
BI rate
adalah tingginya inflasi.
Potensi tingginya inflasi, menurutnya, lebih besar terjadi apabila BBM subsidi dinaikan akhir tahun ini, karena pengendalian inflasi mulai awal tahun akan lebih efektif.
"Misalnya ada kenaikan harga BBM subsidi, kalau memang suku bunga sekarang masih cukup, BBM subsidi naik Rp2.000 per liter. Tambahan inflasinya berapa, kan sekitar 2,2-2,3 persen. Dari perkiraan inflasi yang tahun depan itu kan,
BI rate
7,5 persen," imbuhnya.
Karena itu, menurutnya, kedua hal tersebut harus diantisipasi. BI akan terus berkoordinasi dengan pemerintah, sehingga tantangan-tantangan itu dapat teratasi dengan baik. (asp)
Halaman Selanjutnya
Dia mengatakan, tantangan lainnya adalah inflasi tinggi yang ditimbulkan, apabila kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi diterapkan oleh pemerintah. Hal itu, karena menjadi salah satu indikator harus dinaikkannya