Rupiah Melemah, Sofjan Wanandi: Tunggu Jokowi Dilantik

Ketua Umum Asosiasi pegusaha Indonesia Sofjan Wanandi menjadi pembicara pada serial diskusi DPP PKB di Jakarta, Rabu (11/06/2014).
Sumber :
  • VIVAnews/Anhar Rizki Affandi

VIVAnews - Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Sofjan Wanandi, Kamis 2 Oktober 2014, menyatakan bahwa pelemahan nilai tukar rupiah yang terjadi beberapa hari belakangan ini tidak bisa dikaitkan dengan isu pengesahan Undang-Undang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada).

Berpengalaman di DPR, Sumail Abdullah Dinilai Berpotensi Maju Pilkada Banyuwangi

Pada Jumat pekan lalu, DPR RI mengesahkan UU Pilkada yang di dalamnya mengatur ketentuan penyelenggaraan Pikada dilakukan secara tidak langsung alias melalui perwakilan rakyat di lembaga legislatif atau DPRD.

Ditengarai, keputusan parlemen berdasarkan hasil voting ini, mendapat sorotan investor global dan menimbulkan keresahan terkait Koalisi Indonesia Hebat sebagai pendukung utama presiden dan wakil presiden terpilih Joko Widodo - Jusuf Kalla tak mampu membendung langkah kubu oposisi yang tergabung dalam Koalisi Merah Putih.

Pilkada Serentak 2024 Diusulkan Ditunda, Ini Sejumlah Pertimbangannya

Sofjan menampik anggapan bahwa penurunan nilai tukar rupiah dalam sepekan terakhir disebabkan sentimen negatif terhadap isu politik dalam negeri ini. Isu utama yang membuat rupiah tertekan adalah pengetatan stimulus moneter AS.

"Unsur dalam dan luar bermain. Ini yang bikin rupiah melemah. Perdagangan kita defisit," ujar Sofjan kepada VIVAnews.

Namanya Masuk Bursa Cagub DKI, Heru Budi: Pak Arifin Satpol PP Juga Berpotensi

Selain itu, ia melanjutkan, negara-negara lain di kawasan negara berkembang pun turut mengalami depresiasi nilai tukar mata uangnya masing-masing terhadap dolar AS dalam menghadapi isu gejala pemulihan ekonomi AS.

Oleh karena itu, menurut Sofjan, tidak bisa dikatakan bahwa kekalahan Koalisi Indonesia Hebat di parlemen dalam pengesahan UU Pilkada telah menimbulkan kekecewaan investor dan memicu pelemahan nilai tukar rupiah.

"Kalau kecewa belum. Mereka tunggu pelantikan Jokowi (sapaan Joko Widodo). Kita juga tahu, Jokowi tidak bisa dibilang enggak bikin apa-apa, dia belum duduk di pemerintah," kata Sofyan.

Ia mengharapkan pasar modal dan keuangan tidak pesimistis terhadap arah perubahan yang positif di Indonesia setelah Joko Widodo - Jusuf Kalla dilantik dan resmi menjabat sebagai kepala negara RI.

"Nanti di pemerintahan lihat apakah banyak perbaikan dan terobosan. Kalau belum duduk, you mau bikin apa? Jadi, kita tunggu," kata Sofyan. (art)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya