Ini Bahaya Pencurian dan Pengeboran Minyak Ilegal

Ledakan pipa Pertamina
Sumber :
  • Sopyan Munawar, Tasikmalaya
VIVAnews
- Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menekankan pencurian minyak (
illegal taping
) dan pengeboran minyak ilegal (
illegal drilling
) adalah kegiatan yang berbahaya. Hal tersebut, karena dua kegiatan ini tak hanya merugikan pelakunya, tapi juga lingkungannya.


Kepala Divisi Penunjang Operasi Bidang Pengendalian Operasi SKK Migas, Baris Sitorus, mengatakan,
taping
adalah pipa yang ditempelkan ke pipa lain. Tujuannya, adalah mengalirkan minyak mentah (
crude oil
).


Baris menjelaskan, pada
illegal taping
, tentunya dilakukan dengan sembunyi-sembunyi dan menggunakan peralatan sederhana. Kalau
taping
tidak dilakukan dengan benar, bisa terjadi gesekan pipa yang mengakibatkan minyak mentah terbakar.


"Dengan gesekan saja, bisa saja (
illegal taping
) memicu kebakaran," kata Baris di Jakarta, Selasa 7 Oktober 2014.
Terpopuler: Kebiasaan yang Tidak Boleh Dilakukan di Mekkah sampai Alasan ke BaliSpirit Festival


Jadwal Mobil SIM Keliling Jakarta dan Tangsel Minggu 5 Mei 2024
Illegal taping
pun bisa berakhir fatal kalau pipanya bocor. "Minyak bisa mencemari lingkungan. Kalau dia mencemari tanah dan sumber air, itu bahaya," kata dia.
Terpopuler: Tukang Parkir Naik Haji, Jasad Dalam Koper di Bali hingga Mahasiswa STIP Tewas


Tak hanya itu, illegal taping juga merugikan kontrak kerja sama (KKS) pada perusahaan yang memiliki pipa tersebut.

Kegiatan kedua yang tidak kalah bahayanya adalah pengeboran sumur ilegal
(illegal drilling
). Baris mengatakan, ada regulasi pemerintah yang mendorong sumur tua dimanfaatkan oleh masyarakat setempat melalui koperasi.


Tapi, dengan regulasi ini, yakni Peraturan Menteri No. 1 Tahun 2008 tentang Pengusahaan Minyak dan Sumur Tua, membuka celah untuk menyalahgunakan sumur tua.


"Peraturan itu jadi pintu masuk masyarakat yang tidak berizin. Sumur tua bisa jadi penampungan minyak dari pipa (hasil
illegal taping
), tapi sumurnya tidak
diapa-apain
," kata dia.


Lalu, ada juga kegiatan pengeboran sumur baru yang dilakukan masyarakat dan menggunakan teknologi dan peralatan sederhana. Menurut dia, mereka menggunakan bor air dan minyak.


"Kalau air bertekanan tinggi disemprotkan, tidak bahaya, meskipun mengandung sedikit asam dan basa. Tapi, minyak mengandung hidrokarbon, (kalau disemprotkan), sangat berbahaya," kata dia.


Para pengebornya, lanjut Baris, menggunakan peralatan keamanan seadanya, seperti hanya memakai helm dan tak menggunakan sarung tangan.


"Mereka hanya mengerjakan (pengeboran) persis seperti menggali sumur," kata dia.


Baris mengatakan, mereka memang tahu teknologi sederhana menggali minyak. Misalnya, untuk memadamkan api dari pengeboran sumur minyak, yang digunakan adalah deterjen, bukannya air.


"Tapi, itu semakin berbahaya. Kalau mereka menganggap berhasil mengebor sumur dangkal dan bertemu dengan gas rawa (metana), apinya tidak bisa dikendalikan. Itu bisa dua bulan apinya (baru mati)," kata dia. (art)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya