Sumber :
VIVAnews
- Para ilmuwan memprediksi di masa depan, antibiotik yang ada sekarang tak mampu lagi melawan bakteri. Oleh karena itu dibutuhkan metode baru untuk melawannya.
Dengan menggunakan simulasi komputer, para ilmuwan menunjukkan betapa bakteri bisa menghancurkan antibiotik. Dengan memfokuskan pada peran enzim bakteri, mereka bisa memecah struktur antibiotik dan menghentikan fungsinya. Ini menyebabkan bakteri bisa bertahan.
Baca Juga :
Astra Gelar Bincang Inspiratif SATU Indonesia Awards 2024 di Bengkulu, Ratusan Anak Muda Ikut Serta
Para peneliti secara khusus ingin memahami meningkatnya daya tahan terhadap carbapenems, yang dikenal sebagai antibiotik terakhir dari infeksi bakteri dan virus mematikan seperti E. coli. Resistensi terhadap carbapenems membuat beberapa infeksi bakteri tidak lagi bisa diobati. Hal ini mengakibatkan infeksi ringan menjadi sangat berbahaya dan berpotensi mematikan.
Simulasi QM/MM menunjukkan langkah paling penting dari seluruh proses ketika enzim mengeluarkan antibiotik yang telah dirusak. Jika hal ini terjadi dengan cepat maka enzim akan bisa menelanantibiotik dan mempertahankan bakteri.
Namun jika ini terjadi dengan lambat maka enzim bisa tersumbat dan tidak bisa lagi merusak antibiotik. Hal ini mengakibatkan bakteri berpotensi mati.
Tingkat pengeluaran antibiotik yang rusak ini sangat bergantung pada batasan energi penghalang dari reaksi itu. Jika batasannya tinggi maka prosesnya akan terjadi secara lambat, Jika rendah, maka terjadi dengan cepat.
Profesor Adrian Mulholland dari Sekolah Kedokteran Bristol University mengatakan jika simulasi komputer itu telah bisa mengidentifikasi perpecahan enzim dan mengeluarkan carbapenems secara cepat.
"Ini artinya, simulasi bisa digunakan di masa depan untuk menguji coba enzim dan memperkirakan serta memahami resistensi. Kami berharap, ini bisa digunakan untuk mengidentifikasi bagaimana langkah penggunaan obat yang berbeda. Bisa juga untuk membuat antibiotik baru dan membantu memilih obat yang baik untuk mengobati wabah tertentu," kata Mulholland. (ita)
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Para peneliti secara khusus ingin memahami meningkatnya daya tahan terhadap carbapenems, yang dikenal sebagai antibiotik terakhir dari infeksi bakteri dan virus mematikan seperti E. coli. Resistensi terhadap carbapenems membuat beberapa infeksi bakteri tidak lagi bisa diobati. Hal ini mengakibatkan infeksi ringan menjadi sangat berbahaya dan berpotensi mematikan.