IHSG Masih Tersandera BBM, Ini Saran Bagi Investor

Penutupan IHSG di Bursa Efek Indonesia
Sumber :
  • VIVAnews/Ikhwan Yanuar
VIVAnews -
Ketidakpastian kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi, menjadi pemicu datarnya pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) dalam tiga hari terakhir pada perdagangan pekan lalu.


Namun, tercatat indeks saham berhasil membukukan kenaikan sebesar 1,25 persen seiring dengan pemodal asing yang melakukan akumulasi sepanjang pekan sebesar Rp520 miliar.


Sayangnya, masih minimnya sentimen regional maupun domestik, membuat para pelaku pasar belum berantusias untuk masuk ke pasar, sehingga perdagangan pun menjadi lesu.


Polisi Ungkap Rem Bus Kecelakaan Maut di Subang Tidak Berfungsi Baik
Pengamat Pasar Modal, Stefanus Mulyadi Handoko mengungkapkan bahwa investor lebih memilih aksi
wait and see
Mengatasi Myopia Booming, Langkah-Langkah Efektif Menghambat Kenaikan Mata Minus pada Anak
atau menunggu, sampai ada kepastian harga BBM subsidi.

Pertamina Geothermal Energy Tebar Dividen Rp 2,08 T, Jajaran Komisaris dan Direksi Dirombak

"Pasar menunggu dan sepertinya tersandera oleh ketidakpastian opsi besaran dan waktu kenaikan BBM subsidi," ujarnya kepada VIVAnews , Senin, 17 November 2014.


Apalagi sekarang katanya, mulai terpecah setelah beberapa pihak dari pemerintah ingin melakukan penundaan atau kenaikan bertahap karena harga minyak dunia yang cenderung turun.


Paling tidak, harapan positif bisa datang dari hasil rangkaian kunjungan kerja Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke luar negeri, melalui KTT APEC di Beijing, KTT ASEAN di Myanmar dan KTT G20 di Brisbane, Australia.


Akan tetapi, Stefanus memperkirakan, laju indeks saham secara teknikal pada perdagangan hari ini, masih akan bergerak dalam kisaran sempit dengan
support
di 5.030 dan resistennya di level 5.074.


"Sentimen safari Jokowi ke luar negeri, sempat membawa sedikit optimisme dengan mengalirnya dana asing kembali ke bursa dan sempat membawa saham konstruksi, semen dan sebagian saham perbankan untuk menguat," ucap analis dari Surabaya ini.


Meski demikian, indeks saham tetap gagal naik akibat tekanan jual dari saham-saham sektor tambang dan energi, sebagai akibat menurunnya harga minyak dunia dan harga batubara.


Kemudian bagi para investor, dia menyarankan, untuk melakukan
trading
jangka pendek, tetap disiplin dengan
trading plans
yang telah dibuat.


"Bagi yang ingin masuk atau
entry
, tetap berhati-hati dan selalu kontrol risiko, serta lakukan
money management
yang baik," kata dia.


Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya