Asing Kembali Berlomba Masuk Pasar, IHSG Terdongkrak

Bursa saham di Seoul
Sumber :
  • REUTERS/ Lee Jae-Won
VIVAnews -
Pentingnya Kesehatan di Masa Golden Age Anak, Bakal Tentukan Kondisi Masa Depan
Indeks harga saham gabungan (IHSG) akhirnya mendarat di zona hijau pada penutupan perdagangan Senin 17 November 2014. Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia, IHSG mampu menguat 4,46 poin, atau 0,09 persen ke level 5.053,94.

Cerita Perjuangan TikTokers Sasya Livisya, Sering Dapat Hate Comment karena Penampilannya

Penguatan ini juga diikuti dengan aksi pemodal asing yang berbalik arah dengan melakukan pembelian sebesar Rp1,84 triliun, sedangkan penjualan tercatat mencapai Rp1,39 triliun. Dengan demikian, terlihat adanya tekanan beli yang cukup besar dengan pembelian bersih
Terpopuler: Alasan Heerenveen Lepas Nathan Tjoe-A-On, Calon Kiper Timnas Indonesia Sabet Scudetto
(net foreign buy) sebesar Rp444,19 miliar.


Sementara itu, volume perdagangan mencapai 4,26 miliar lembar saham senilai Rp4,50 triliun. Kenaikan indeks saham seiring dengan 162 saham yang positif dan 149 saham terkoreksi, serta 88 saham tidak bergerak, atau stagnan.


Adapun indeks saham unggulan LQ45 turut menguat 0,19 persen ke 867.22, kemudian indeks JII naik 0,40 persen ke 668.52, indeks IDX30 naik 0,17 persen ke 446.11, indeks SMinfra18 naik 0,18 persen ke 362.19, dan indeks ISSI naik 0,37 persen ke 162.25.


Dari semua sektor saham, hanya sektor perdagangan dan sektor keuangan yang mengalami penurunan dengan masing-masing sebesar 0,69 persen dan 0,23 persen. Selain itu, sektor saham konsumer dan sektor manufaktur menjadi yang terkuat dengan peningkatan 1,01 persen dan 0,90 persen.


Untuk saham-saham yang berhasil menguat, yakni GGRM dari Rp60.025 ke Rp60.200, TSPC dari Rp2.800 ke Rp2.950, dan BALI dari Rp2.150 ke Rp2.250. Sedangkan saham-saham yang melemah, antara lain IBST dari Rp3.300 ke Rp3.170, LPGI dari Rp4.300 ke Rp4.200, dan ASGR dari Rp2.150 menjadi Rp2.075.


Head of Research PT MNC Securities
, Edwin Sebayang, mengatakan bahwa pergerakan positif indeks saham cenderung disebabkan dari kestabilan faktor politik dari dalam negeri.


Menurut dia, meski pasar masih menanti akan kejelasan kapan dan berapa besarnya kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi dilakukan, tetapi adanya kesepakatan perdamaian antara dua kubu di parlemen, yaitu Koalisi Indonesia Hebat (KIH) dan Koalisi Merah Putih (KMP) menjadi tenaga pendongkrak IHSG naik ke atas.


"Suhu politik jadi lebih adem, pasar menjadi lebih tenang. Ini, terlihat dengan masuknya lagi pemodal asing untuk melakukan aksi beli, setelah tadi pagi sempat dalam posisi jual yang cukup banyak," tambahnya kepada
VIVAnews.
(asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya