Sumber :
- http://www.amusingplanet.com
VIVAnews
- Saat ini hewan tertinggi di dunia, yakni jerapah, sedang dalam ancamanan. Pasalnya, populasi jerapah dalam kurun waktu 15 tahun terakhir menurun drastis, hingga 40 persen.
International Union for Conservation of Nature (IUCN) Red List menyatakan bahwa jerapah sebagai kategori hewan terancam punah.
Diketahui, IUCN Red List merupakan organisasi internasional untuk memberikan informasi dan analisis mengenai status, tren dan ancaman terhadap spesies. Pengumuman ini guna mempercepat tindakan dalam upaya konservasi keanekaragaman hayati.
Berdasarkan pemberitaan
The Independent
, Jumat, 5 Desember 2014, jerapah di daratan Afrika mempunyai populasi sekitar 140 ribu ekor saat satu setengah dekade lalu. Kini habitatnya hanya sekitar 80 ribu ekor.
Senada dengan IUCN Red List, Yayasan Konservasi Jerapah (GCF) mengatakan, jerapah di Afrika saat ini sedang mengalami penurunan jumlah populasi.
"Ini merupakan kepunahan," ungkap Dr Julian Fennessy selaku Direktur Eksekutif GCF yang sudah mengenali margasatwa selama 16 tahun pengalamannya.
Menurut dia, terancamnya hewan tinggi dikarenakan masyarakat di beberapa wilayah Afrika mempercayai bahwa mengkonsumsi jerapah sangat ampuh untuk mengobati HIV. Seperti di Tanzania, menurut Rotschild Giraffe Project, otak jerapah serta sumsum tulang bisa menyembuhkan penderita virus mematikan tersebut.
"Kepala dan tulang jerapah di hargai sampai US$140 per potongnnya," Zoe Muller, peneliti dari Rotschild Giraffe Project dikutip dari ABC.
Sedangkan, Muller melanjutkan, untuk kulitnya sering digunakan sebagai bahan pakaian, sepatu, tas, ikat pinggang, topi, hingga untuk peralatan musik seperti drum.
"(Namun) tren ini mengkhawatirkan dan tentu kita akan tetap bertindak untuk mengubah situasi ini sebisa mungkin," kata Fennesy.
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
"(Namun) tren ini mengkhawatirkan dan tentu kita akan tetap bertindak untuk mengubah situasi ini sebisa mungkin," kata Fennesy.