Penerbangan Murah Dihapus, Moda Darat Bergairah

Bus angkuran Lebaran 2014
Sumber :
  • VIVAnews/Fajar Sodik
VIVAnews
Terbang ke Singapura atau Korsel Diskon 50% di Pameran Ini
- Pengusaha angkutan darat, khususnya perusahaan otobus (PO) yang bergerak dalam layanan jasa pariwisata mendukung kebijakan Menteri Perhubungan membatasi tiket murah pesawat minimal 40 persen dari harga batas atas.

Bidik Wisman, AirAsia Buka Penerbangan Jakarta-Johor Bahru

"Kebijakan itu akan mendorong calon wisatawan beralih menggunakan bus untuk melakukan perjalanan wisata jarak menengah seperti Jogja-Bali, Jogja-Jakarta ataupun sebaliknya," kata Hantoro, pemilik PO GG Transport, di Jalan Imogiri Timur Kabupaten Bantul, DIY kepada
5 Besar Maskapai Penerbangan Termurah Dunia 
VIVAnews , Jumat 9 Januari 2015.


Menurutnya, beralihnya penumpang pesawat ke moda angkutan darat akan semakin menggairahkan pengusaha angkutan darat, tidak hanya bus pariwisata, tetapi juga bus antar kota antar provinsi (AKAP).


"Selama ini moda angkutan darat seperti bus merupakan alternatif ketiga, setelah pesawat dan kereta api," bebernya.


Dia menjelaskan, hilangnya tiket pesawat berbiaya murah juga akan menggairahkan tujuan wisata domestik, karena sebelum tiket murah dihapus, wisatawan lebih suka bertamasya ke luar negeri. Hal tersebut, karena harga tiket lebih murah dibandingkan tiket pesawat tujuan domestik.


"Kalau harga tiket pesawat ke Bali lebih mahal dibanding ke Malaysia dan Singapura, maka wisatawan akan memilih terbang ke Singapura," ujarnya.


Padahal wisata domestik mendatangkan pendapatan asli daerah (PAD), yang otomatis bisa untuk pembangunan infrastruktur destinasi wisata.


"Kalaupun pakai pesawat, tetapi kunjungan wisata masih domestik, maka bus wisata tetap akan laku karena punya relasi antara pesawat dan bus wisata," ujarnya.


Lebih lanjut, Hantoro mengatakan, dampak i kebijakan hilangnya tiket penerbangan murah belum dirasakan dalam waktu dekat ini, tetapi lima hingga enam bulan mendatang.


"Saat ini bukan waktu liburan, namun dalam liburan yang akan datang seperti libur sekolah, libur Idul Fitri, baru akan dirasakan pengusaha bus," ujarnya.


Baca juga:



Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya