VIDEO: Menikmati Kuliner Ekstrem dari Gunungkidul

Ulat daun jati
Sumber :
  • Imam Zuhdi/tvOne

VIVAlife – Anda penikmat kuliner ekstrem? Jika ya, coba berkunjung ke Gunungkidul, Yogyakarta. Di sana, Anda bisa menikmati salah satu kuliner ekstrem yang tidak ada di daerah lain. Salah satunya, bacem ulat jati.

Ya, seperti namanya, bahan utama kuliner tersebut adalah ulat pohon jati. Tidak harus berbentuk bacem, terkadang, ulat dan kepompong pohon jati itu diolah dengan cara sederhana, seperti digoreng dan dijadikan camilan.

Malah, saking lakunya, mengolah ulat dari pohon jadi kini menjadi mata pencaharian sampingan. Satu kilo ulat yang diolah menjadi makanan, bisa dijual Rp70.000.

Apalagi, mencari ulat pohon jati bukan pekerjaan yang sulit. Banyaknya pohon jati yang tumbuh subur di pegunungan yang tandus tersebut, membuat penduduk kerap panen serangga yang dianggap hama tersebut. Setiap pohon jati yang daunnya telah habis, dipastikan terdapat ulat yang bersembunyi.

Seperti yang dilakukan oleh ibu-ibu di Dusun Kenteng, Desa Kenteng, Kecamatan Ponjong, Kabupaten Gunungkidul, DIY. Meski cuaca cukup terik, puluhan ibu tampak asyik duduk di bawah pohon sambil memunguti ulat yang berada di sekitar pohon.

"Tidak sulit mencari ulat pohon jati, karena terkadang ulat jatuh dari daun jati dan tinggal diambil dan dikumpulkan,” kata Warni kepada VIVAlife.

Ibu beranak dua ini mengatakan, ada dua cara menikmati ulat, yakni dengan cara dibacem mirip tahu dan tempe, atau dengan bumbu gurih yang hanya dibumbu bawang putih, garam dan penyedap rasa, lalu digoreng kering.

"Nanti, setelah dicuci lalu dimasak sesuai dengan selera. Kalau keluarga saya memilih untuk dibacem, karena ada rasa manis dan gurih," ujarnya.

Warni menjelaskan, kebiasaan mengonsumsi ulat jati sudah dilakoninya sejak kecil, dan dia mengaku tidak jijik dengan makanan yang terbilang cukup ekstrem tersebut.

"Sudah sejak kakek saya dahulu makan ulat," ucapnya.

Suami Warni, Yudianto, menambahkan, selain dikonsumsi sendiri sebagian masyarakat menjualnya ke pasar. Sebab, harga jualnya terbilang cukup mahal. Ulat jati harganya mencapai Rp70 ribu, sedangkan untuk kepompongnya, mencapai Rp100 ribu.

"Kalau hasilnya banyak, ya dijual, lumayan untuk menambah penghasilan," tambahnya.

5 Fakta Menarik Jelang Duel Barcelona vs PSG di Liga Champions

Dia mengaku selain ulat daun jati, warga Gunungkidul juga mengonsumsi ulat dan kepompong pohon trembesi, belalang, laron, dan puthul.

Lihat videonya di

(asp)

Waspadai Dampak Ekonomi Politik atas Serangan Iran ke Israel
Penumpang Mobil Meninggal Dunia Diduga Keracunan

Diduga Keracunan, Satu Keluarga Ditemukan Tewas Didalam Mobil

Diduga keracunan zat monoksida dari saluran AC yang tersumbat atau bocor, empat anggota keluarga yang merupakan warga Sumatera Barat, tewas didalam mobil saat hendak berl

img_title
VIVA.co.id
16 April 2024