Sumber :
- ANTARA FOTO/OJT/Muhammad Ifdhal
VIVAnews -
Indeks harga saham gabungan (IHSG) harus terkoreksi sebesar 28,73 poin, atau 0,55 persen menjadi 5.187,93 pada perdagangan Senin 12 Januari 2015. Sebelumnya, indeks membuka perdagangan hari ini
Berdasarkan pengamatan dari Bursa Efek Indonesia, volume perdagangan mencapai 6,99 miliar saham dengan nilai sebesar Rp4,89 triliun. Pelemahan IHSG, seiring dengan 176 saham turun, 100 saham naik, dan sebanyak 98 saham tidak mengalami perubahan, atau stagnan.
Baca Juga :
Investor Optimistis, IHSG Lanjutkan Penguatan
Berdasarkan pengamatan dari Bursa Efek Indonesia, volume perdagangan mencapai 6,99 miliar saham dengan nilai sebesar Rp4,89 triliun. Pelemahan IHSG, seiring dengan 176 saham turun, 100 saham naik, dan sebanyak 98 saham tidak mengalami perubahan, atau stagnan.
Baca Juga :
Dibuka Menguat, IHSG Lanjutkan di Jalur Hijau
Hingga ditutupnya sesi kedua, tampak indeks mampu menyentuh level tertinggi di 5.220,25, sedangkan angka 5.183,21 menjadi level terendahnya. Adapun, aksi jual asing yang melampaui volume pembelian turut menekan indeks dengan penjualan bersih
(net foreign sell)
mencapai Rp67,91 miliar.
Demikian halnya dengan IHSG, indeks saham unggulan LQ45 melemah 0,89 persen ke level 899. Kemudian, indeks JII dan IDX30 pun terdorong anjlok, masing-masing sebesar 0,75 persen ke 689 dan 0,60 persen ke 462.
Kendati demikian, dibandingkan semua sektor saham yang melaju di zona merah, hanya sektor saham perdagangan yang tampil positif sebesar 0,55 persen. Sebaliknya, sektor saham konsumer memimpin kerugian sebesar 1,46 persen.
Untuk saham-saham yang menurun, antara lain MYOR dari Rp21.975 ke Rp21.650, PANS dari Rp5.025 ke Rp4.925, dan HEXA dari Rp3.545 ke Rp3.510. Sedangkan saham-saham yang berhasil terangkat naik, yakni LPPF dari Rp14.300 ke Rp14.450, BMTR dari Rp1.605 ke Rp1.730, dan GGRM dari Rp60.000 ke Rp60.100. (asp)
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Hingga ditutupnya sesi kedua, tampak indeks mampu menyentuh level tertinggi di 5.220,25, sedangkan angka 5.183,21 menjadi level terendahnya. Adapun, aksi jual asing yang melampaui volume pembelian turut menekan indeks dengan penjualan bersih