Pemerintah Gandeng Pindad Garap Proyek Energi

Menteri ESDM Sudirman Said
Sumber :
  • ANTARA/Wahyu Putro
VIVAnews
Pengembangan Organisasi di Masa Pandemi: BRI Jalankan BRIVolution 2.0
- Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menjajaki kerja sama dengan PT Pindad untuk melaksanakan proyek infrastruktur energi. Kerja sama ini terkait proyek untuk memproduksi tabung elpiji 3 kilogram dan
converter kit
Pejabat yang Rangkap Jabatan di BUMN Diminta Buat LHKPN
solar ke elpiji.
Erick Thohir Klaim Temukan 53 Kasus Korupsi di BUMN

"Tujuan saya adalah menjajaki kemungkinan meminta dukungan Pindad untuk mempercepat program-program pembangunan infrastruktur yang dikelola Kementerian ESDM," ujar Menteri ESDM, Sudirman Said, di Jakarta, Rabu 14 Januari 2015.


Ia menjelaskan, ada dua proyek yang dikaji pemerintah. Pertama, produksi dua juta unit tabung elpiji ukuran 3 kilogram. Kedua, produksi alat konversi bahan bakar kapal nelayan dari solar ke gas.


Menurut Sudirman, produksi tabung elpiji merupakan implementasi program konversi minyak tanah ke gas. Distribusi elpiji akan menyasar ke daerah yang konsumsi minyak tanahnya masih tinggi. "Seperti Sumatera, Aceh, Sulawesi, dan Papua," kata Sudirman.


Adapun proyek konversi solar ke elpiji, ia menambahkan, berkaitan dengan program dari Kementerian Kelautan dan Perikanan.


"Kami ada proyek, mempelopori
converter
untuk nelayan dari solar ke elpiji. Ini berkaitan dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan, karena ini program beliau," kata Sudirman.


Proyek infrastruktur energi ini, menurut Sudirman, akan menelan anggaran negara hingga Rp1,7 triliun. Sudah ada alokasi dananya. Masing-masing proyek membutuhkan pendanaan Rp800 miliar hingga Rp900 miliar.


Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama Pindad, Silmy Karim, menyatakan bahwa penjajakan kerja sama ini merupakan tindak lanjut dari visi Presiden Joko Widodo terhadap industri pertahanan.


"Ini merupakan tindak lanjut dari kunjungan Pak Presiden ke Pindad yang meminta perlu penyerapan pasar non peralatan pertahanan dan keamanan dan memperluas pangsa pasar," kata Silmy.


Menurut Silmy, Pindad dari segi kapasitasnya telah mampu memproduksi 10.000 unit tabung elpiji melon per hari. Selain itu, Pindad telah menguasai teknologi untuk memproduksi
converter kit
bagi para nelayan tersebut.


Terkait bahan baku produksi, terutama produksi tabung elpiji melon, Pindad pun telah bekerja sama dengan PT Krakatau Steel Tbk untuk menjamin ketersediaan dan pasokan.


"Krakatau Steel menyambut baik dan itu merupakan bagian dari sinergi BUMN untuk mendukung bahan baku yang dibutuhkan Pindad untuk produksi tabung elpiji," kata Silmy. (art)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya