Bursa Asia Hari Ini Dibayangi Pelemahan Wall Street

Sumber :
  • REUTERS/Yuya Shino
VIVAnews
- Awan mendung diprediksi bakal menggelayuti pasar-pasar saham di kawasan Asia, Kamis 15 Januari 2015. Analis bilang kerugian saham di Wall Street semalam memicu lesunya bursa Asia.


[Baca: ]


Tapi, berbalik naiknya harga minyak dunia kemungkinan akan membawa kabar baik bagi perdagangan saham. Harga minyak mentah jenis Brent dan West Texas Intermediate/WTI (minyak Amerika Serikat) meningkat cukup tajam jelang penutupan kontrak pengiriman Februari.


Minyak mentah WTI untuk kontrak Februari menetap di US$48,48 per barel, naik 5,6 persen. Sementara, Brent naik sekitar 3 persen atau US$2,24, menjadi US$48,27 per barel.


Di awal perdagangan, Indeks S&P ASX 200 di Australia turun 0,4 persen ke titik terendah selama satu minggu. Sektor pertambangan dan perbankan memimpin kerugian. Namun, kerugian sedikit tertopang oleh kenaikan harga minyak mentah.


Saham Liquefied Natural Gas membuka keuntungan 7,4 persen. Saham Santos naik 3,1 persen. Sementara saham Oil Search dan Origin Energy, masing-masing naik hampir 2 persen.


"Rali minyak mentah pada penutupan perdagangan AS mengartikan bakal ada kerugian moderat di perdagangan berjangka," ujar Evan Lucas, ahli strategi pasar, dalam sebuah catatan yang dikutip laman
CNBC
.
Tunggu Rilis Suku Bunga, Bursa Asia Pasifik Bergejolak


Bursa Jepang Jadi Sorotan, Ini Penyebabnya
Perdagangan saham berjangka di Jepang diprediksi landai pada pembukaan, setelah menyentuh level terendah dalam hampir sebulan pada perdagangan kemarin. Bursa berjangka di Chicago dan Osaka diperdagangkan di level 16.835 dan 16.670, dibandingkan dengan penutupan Nikkei 225 sebelumnya di tataran 16.795. (ren)

Bursa Asia Dibuka Bervariasi Menanti Kebijakan BOJ
Bursa Efek Australia atau Australian Securities Exchange (ASX)

Bursa Asia Pasifik Tertekan Dinamika Pilpres AS

Investor mencermati siapa presiden AS yang baru.

img_title
VIVA.co.id
4 November 2016