Dolar Merosot Akibat Anjloknya Data Penjualan Ritel AS

Mata Uang Asing
Sumber :
  • Reuters

VIVAnews - Dolar merosot pada perdagangan Kamis, 15 Januari 2015, setelah secara mengejutkan data penjualan ritel bulan Desember di Amerika Serikat turun tajam.

Nilai tukar dolar terhadap mata uang yen turun menjadi 116,07 per US$. Sementara terhadap mata uang euro, dolar Amerika  berhenti di level US$1,1789 per euro.

Dolar Australia juga menggelar pemulihan yang luar biasa terhadap dolar. Dolar Australia kembali naik menjadi AUD$0,8146 dari AUD$0,8068 per US$.

Rupiah Masih Tertatih-tatih untuk Kembali Menguat

Indeks dolar berada di level 92,086, dari level tertinggi sembilan tahun sebesar 92,528, sepanjang pekan lalu.

"Ekonom kami percaya angka ritel kemungkinan besar terdistorsi oleh efek musiman dan tidak cukup mencerminkan kesehatan aktivitas," ujar laporan analis di BNP Paribas, yang dikutip Reuters.

Para pedagang mengatakan indeks dolar tidak mungkin jatuh terlalu jauh hingga Bank Sentral Eropa (European Central Bank/ECB) akan meninjau kebijakan pada 22 Januari nanti. Pasar berspekulasi Bank Sentral Eropa akan meluncurkan program skala besar untuk pembelian obligasi.

Apalagi, Rabu kemarin ECB memenangkan dukungan penting untuk pembelian tersebut. Penasihat hukum Uni Eropa mengatakan blueprint pembelian obligasi oleh ECB tidak melanggar hukum Uni Eropa. (ren)

Baca juga:

BI: Ekonomi RI Bakal Tumbuh Lagi di Kuartal Ketiga

 Dolar AS dan rupiah.

Dolar Masih Lemah, Rupiah Melaju di Jalur Hijau

Program tax amnesty terus menjaga rupiah tetap di zona positif.

img_title
VIVA.co.id
11 Agustus 2016